Kebijakan.co.id – Liputan Mendalam
Virta - 10 September 2022 (18.00 WIB)-#24 Paragraf

Sekilas Mencuri Raden Saleh
Depok, Kebijakan.co.id — Film yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko di bawah produksi Visinema Picture berdurasi 154 menit ini, mengambil konsep pencurian atau heist. Memadukan sejarah seni Indonesia, sisi gelap kekuasaan, dan aksi laga yang menegangkan dalam alur cerita maju.
Menceritakan seorang Pico (diperankan oleh Iqbaal Ramadhan) yang mempunyai seorang ayah (Dwi Sasono) yang sedang dipenjara akibat kasus perampokan di salah satu bank di Indonesia. Pico menginginkan ayahnya untuk ke luar dari penjara, namun ia harus membutuhkan uang sebesar 2 Miliar Rupiah.
Hal tersebut membuat Pico menggunakan segala cara untuk mendapatkan uang 2 M, salah satunya dengan mereplika lukisan Raden Saleh, yaitu Penangkapan Pangeran Diponegoro. Pico dibantu dengan teman-temannya Ucup (Angga Yunanda), Tuktuk (Ari Irham), dan Gofar (Umay Shahab) berhasil menyelesaikan lukisan tersebut.
Namun, ketika ingin menyerahkan lukisan tersebut, pihak pembeli lukisan itu (pihak kegita) menginginkan Pico untuk menukarkan lukisan tersebut dengan lukisan asli pada saat Pameran Nasional.
Kemudian, hal tersebut dipaksa Pico lakukan karena desakan yang mengancam keselamatan ayahnya. Dengan bantuan Sarah (Aghniny Haque) dan Fella (Rachel Amanda) kemudian ia menyanggupi penawaran tersebut. Tetapi pada hari penukaran hal-hal yang tidak sesuai rencana pun terjadi, yang membuat Tuktuk ditangkap polisi dan proses penukaran pun gagal, namun lukisan asli itu berhasil sampai di tangan pihak ketiga.
Hal ini membuat Pico gerah, lantaran selain ia gagal menukarkan, ia dan teman-temannya juga menjadi pihak pencarian Polisi. Tidak lama semenjak itu, tepat di hari ulang tahun pihak ketiga Pico dan teman-temannya berinisiatif untuk menukar kembali lukisan itu dan akhirnya berhasil.
Tentang Raden Saleh
Film Mencuri Raden Saleh, tidak bisa dilepaskan dari sosok Raden Saleh Syarif Bustaman alias Raden Saleh merupakan seorang keturunan bangsawan yang lahir pada Mei 1907 di Terboyo, Semarang, Jawa Tengah dan meninggal pada 23 April 1880 di Buitenzorg, Hindia Belanda. Ia lahir dari seorang ibu bernama Mas Adjeng Zarip Hoesen dan ayah bernama Sayyid Hoesen bin Alwi bin Awal bin Jahja.
Mengutip dari Galeri Nasional, awalnya bakat melukis Raden Saleh ditemukan oleh A.A.J Payen, seorang pelukis asal Belgia yang menetap di Jawa. Ia melanjutkan bakatnya dan berhasil menarik banyak penikmat karyanya.
Kemudian, semenjak saat itu ia dikenal sebagai seorang pelukis romantisme modern di Indonesia. Lukisannya yang terkenal yaitu lukisan ‘Penangkapan Pangeran Diponegoro.’ Tidak hanya itu, bakatnya diperkuat lagi oleh Prof. Reinward, seorang ahli seni lukis dan botani yang merupakan salah satu perancang Kebun Raya Bogor dan Gubernur Jenderal Van der Capellen.
Atas bantuan Gubernur Jenderal, Raden Saleh dikirim di Belanda untuk belajar melukis pada tahun 1930. Di sana, ia belajar untuk melukis sosok Cornelius Kruseman dan pada tahun 1840-an ia mendapat kesempatan untuk menggelar pameran lukisan pertamanya di Den Haag dan Amsterdam. Tidak hanya di Den Haag dan Amsterdam, ia juga sempat berkarya di Prancis pada tahun 1844 hingga 1851, kemudian ia kembali ke Hindia Belanda.

Sekilas Penangkapan Pangeran Diponegoro
Dari tangan kreatif Raden Saleh lah tergambar suasana penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Pemerintah Hindia Belanda. Bendara Pangeran Harya Dipanegara atau biasa dikenal dengan Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda pada 28 Maret 1830. Belanda menangkap Pangeran Diponegoro dengan tujuan untuk memisahkannya dengan pengikut-pengikutnya.
Ia ditangkap di Magelang, Jawa Tengah dengan jebakan pertemuan berupa silaturahmi dan perundingan, dan bertepatan juga dengan hari Lebaran. Hal ini dilakukan secara licik agar Pangeran Diponegoro merasa tidak siap dan lengah, sehingga potensi untuk ditangkap lebih mudah.
Jebakan ini berhasil juga didukung dengan pada saat puasa, Belanda tidak melakukan gencatan senjata dalam bentuk apapun untuk mengganggu Pangeran Diponegoro dan Pasukannya yang sedang melaksanakan beribadah.
Hal ini juga didukung dengan jebakan yang telah dirancang secara detail termasuk kereta dan perlengkapan untuk membawa Diponegoro oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock. Pada saat hari penangkapan, Pangeran Diponegoro datang dengan pasukan yang seadanya tanpa persiapan lebih.
Strategi itulah yang membuat Diponegoro mudah untuk dijebak dan ditangkap. Keberhasilan inilah yang membuat Perang Jawa selama lima tahun berakhir. Perang Jawa inilah yang menyelaraskan gali, santri, jelata, dan ningrat dalam satu perjuangan. Tidak hanya itu, perang ini juga banyak menjatuhkan korban jiwa dan menghabiskan keuangan Belanda.

Menikmati Mencuri Raden Saleh
Film Mencuri Raden Saleh merupakan film aksi bernuansa sejarah yang dikemas menjadi film yang lebih mudah dipahami dan dimengerti. Film ini layak untuk dinikmati oleh masyarakat Indonesia, mengingat di dalam film tersebut tidak hanya hiburan saja yang disajikan, namun dari sisi nilai sejarah, seni, action semuanya terkandung di dalam film tersebut.
Terlebih kepada anak-anak muda dan generasi Z, secara tidak langsung film tersebut memberikan pencerdasan dari segi sejarah terutama bagian penculikan Pangeran Diponegoro, seni rupa dari lukisan Raden Saleh, hingga bagaimana rakus para penguasa di luar sana. Banyak nilai-nilai yang harus anak-anak muda ketahui, yang tidak semua orang dapat mengerti.
Hal-hal yang dapat dipetik dari Film Mencuri Raden Saleh.
Pertama, Adanya bentuk perlawanan terhadap para elitis Perlawanan ini terlihat dari adanya dua sosok aktor dan satu buah objek yang dimainkan, yaitu pelukis, penguasa, dan lukisan. Bentuk perlawanan ini dapat kita lihat pada adegan kaum elitis mempergunakan kekuasaannya untuk menyiasati segala bentuk kepentingannya.
Hal ini dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga sebagai penggerak para elitis untuk mencapai kepentingannya dengan memberikan penekanan secara emosional dan adanya upah uang dengan nominal yang besar. Dari film ini dapat kita lihat adanya bentuk perlawanan dari pihak ketiga kepada pihak elitis yang telah menggunakan mereka sebagai alat untuk mendapatkan tujuan mereka.
Kedua, Adanya pembelajaran sejarah kepada masyarakat Film Indonesia bergenre action dengan durasi 154 menit ini menyajikan bentuk film yang menegangkan dan pastinya membawa unsur nilai sejarah di dalamnya, terutama bagi kalangan anak muda dan generasi Z.
Utamanya, film ini membawa latar belakang cerita dan tokoh seni rupa terkemuka, yaitu Raden Saleh Syarif Bustaman yang menjadi salah satu nilai dari sejarah yang dibawa.
Ketiga, Memperlihatkan sudut pandang baru yaitu adanya penguasa memanfaatkan rakyat Film ini memperkenalkan kepada kita adanya sebuah pesan dan fakta dunia bahwasanya penguasa dapat menjadi aktor yang berbahaya bagi kita.
Apabila kita berkaca pada Film Mencuri Raden Saleh, di sini terlihat terdapat pihak ketiga yang dimanfaatkan oleh para elitis demi kepentingan mereka. Tidak selamanya pihak yang kita lihat sebagai kawan kita akan memperlakukan kita ideal seperti apa yang seharusnya.


Diterbitkan: Sabtu, 10 September 2022 Pukul: 18.00 WIB Jurnalis: Farahdila Virta Fauziah Editor: Adi Fauzanto
Daftar Bacaan: • Galeri Nasional Republik Indonesia
