Rusia Siaga Perang Nuklir


Kebijakan.co.idKolom Opini

9 Mei 23 (22.00 WIB)-#5 Menit

Read in English Language Version

Rusia Siaga Perang Nuklir
Oleh: Sintia Astianti (Pengamat Hubungan Internasional)

*Tulisan ini dikirim kepada media lain, tanpa sepengetahuan Kebijakan.co.id. Penulis telah meminta maaf atas kesalahan etika publikasi tersebut.

Rusia kerahkan rudal dan menyiapkan senjata nuklir untuk perang nuklir, apa dampaknya untuk dunia?

***

Rusia hingga saat ini terus meningkatkan kekuatan nuklirnya dan akan memulai pengiriman massal rudal hipersonik yang diluncurkan oleh rudal zircon. Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan bahwa hipersonik zircon ini merupakan generasi baru dalam sistem persenjataan yang tidak tertandingi.

Kementrian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa Rusia kekurangan amunisi, khususnya rudal presisi tinggi, meski Rusia dianggap kekurangan rudal, Presiden Rusia mengatakan masih memiliki senjata lainnya yakni nuklir. Namun, ada laporan yang mengatakan bahwa Rusia tidak akan meluncurkan nuklirnya, kecuali jika lawannya memulai terlebih dahulu.

Menurut Intelejen Inggris dikutip dari CNBC Indonesia, “Stok rudal Rusia kemungkinan besar terbatas dan merupakan sumber daya bernilai tinggi yang dirancang untuk menembak jatuh pesawat modern dan rudal yang masuk, daripada untuk digunakan melawan target darat.”

Putin dilaporkan akan segera mengerakan senjata nuklir taktisnya ke Belarusia, hal ini karna terjadinya eskalasi geopolitik antara Moskow dan Barat terus memuncak, apalagi terkait dengan perang Ukraina-Rusia.

Putin dikutip dari CNBC Indonesia, mengatakan pergerakan senjata nuklir ke negara sekutu Rusia itu tidak akan melanggar perjanjian non-proliferasi, dia juga mengatakan langkahnya ini sebagai respons atas keputusan Inggris yang akan memasok Ukraina dengan senjata depleted uranium, sebuah bijih uranium yang digunakan sebagai bahan bakar nuklir atau senjata atau peralatan perang.

Semua negara bersenjata nuklir berusaha meningkatkan persenjataan mereka dan sebagian besar mempertajam retorika nuklir dan peran senjata nuklir dalam strategi militer mereka.

5 Peringatan Putin

Dalam hal ini Putin tak tinggal diam, termasuk juga pemerintahan Rusia. Ada beberapa peringatan yang perlu diwaspadai dan menunjukan Putin tidak sedang bermain dalam hal senjata Nuklir.

Pertama, Putin mengumumkan pembekuan Perjanjian Pembatasan Senjata Nuklir atau biasa disebut New Start (Strategic Arms Reduction Treaty). Putin mengumumkan mundur dari perjanjian nuklir dunia tersebut. New Start sendiri sebuah perjanjian pengendalian senjata nuklir antara Amerika-Rusia yang dibuat pada tahun 2010.

Kedua, Disetujui oleh Parlemen Rusia. Ketua Duma Rusia atau majelis rendah parlemen, Vyacheslav Volodin menuding Amerika Serikat sebagai penyebab atas keputusan Putin untuk menangguhkan partisipasi Moskow dalam perjanjian nuklir New Start.

Ketiga, Kekuatan nuklir semakin meningkat. Pada sebuah pidato Putin mengatakan bahwa Rusia akan terus melengkapi angkatan bersenjatanya dengan peralatan yang semakin canggih.

“Seperti sebelumnya, kami akan meningkatkan perhatian untuk memperkuat triad nuklir”, kata Putin yang merujuk pada rudal yang berbasis di darat, laut dan udara dalam pidatonya menyambut hari libur Pembela Tanah Air dikutip dari CNBC Indonesia.

Putin juga mengatakan bahwa untuk pertama kalinya, rudal balistik antar benua Sarmat akan dikerahkan tahun ini –Sarmat adalah senjata yang dijuluki “setan” yang mampu membawa banyak hulu ledak nuklir.

Keempat, Resiko perlombaan senjata menyeret negara-negara lain, seperti China, India, dan Pakistan. Dapat dikatakan bahwa penangguhan yang dilakukan Putin dinilai bahaya, karna akan menyebabkan meningkatnya resiko perlombaan senjata baru, bersamaan dengan perang Ukraina-Rusia.

Masa depan juga dikatakan tidak akan stabil, karna memacu kekuatan-kekuatan negara lain seperti India dan Pakistan untuk membangun persenjataan nuklir mereka.

Menurut Direktur Strategi, Teknologi dan Pengendalian Senjata pada International Institute for Strategic Studies (IISS), William Alberque dikutip dari CNBC Indonesia, “perjanjian itu secara efektif membatasi jumlah hulu ledak per rudalnya, yang dapat disebarkan oleh kedua belah pihak, sehingga dapat menghindari kehancuran akibat melipatgandakan jumlah hulu ledak.”

Bukan tidak mungkin, perang dingin muncul kembali. Hal tersebut juga didukung oleh James Cameron, yang juga Peneliti Post-Doctoral Fellow di proyek nuklir Oslo, menurutnya dikutip dari CNBC Indonesia mengatakan bahwa jika perjanjian New Start ditinggalkan itu akan menandai kembalinya aura perang dingin.

Kelima, Pesan yang disampaikan Putin. Pesan tersebut membuat khawatir negara-negara yang dapat terancam dari perang nuklir ini, sebab dalam kajian strategis secara normal realitas nuklir hanya dilakukan jika terjadi serangan nuklir.

Dalam wawancara dengan Gubernur Lemhannas (Lembaga Ketahanan Nasional) Republik Indonesia, Andi Widjajanto bersama pers, terungkap bagaimana Putin memberi pesan untuk dibawa ke Presiden Joko Wdodo, terkait kapan perang nuklir dimulai.

Menurut Putin, “Saya akan mempertinbangkan penggunaan senjata nuklir kalau ada serangan udara wilayah Rusia”, tapi itu bukan serangan nuklir melainkan serangan udara.

Serangan yang disampaikan Putin, ialah serangan yang mengarah ke Rusia, apakah benar ke negara Rusia atau ke empat wilayah di Ukraina yang sekarang sudah dikuasai Rusia.

Termasuk wilayah Krimea yang sejak tahun 2004 secara de facto ke Rusia, kalau lima negara ini tiba-tiba diserang udara, maka Putin akan mempertimbangkan untuk melakukan serangan nuklir.

Sedangkan, Ukraina meminta dibantu dengan pesawat F-16, bahkan sampai ke F-35. Pada saat F-16 dan F-35 dikirm dan digelar, yang ditunjukan untuk kemudian melakukan serangan ke wilayah Rusia. Putin dalam hal ini mengatakan bahwasannya Rusia akan mempertimbangkan perang nuklir.

Jika melihat lebih dalam, peristiwa krisis antar negara terakhir terjadi dalam krisis misil Kuba pada tahun 1962. Kalau membaca sejarahnya pada saat itu, dunia benar-benar sudah siap dengan perang nuklir antara blok Amerika Serikat-Uni Soviet, jika akan terjadi.

Dampak yang Mengerikan

Ffek perang nuklir tidak terjadi pada negara yang berperang saja, akan menelan banyak korban akibat perang nuklir ini. Dapat dikatakan bahwa dampaknya bukan hanya pada Asia, tetapi juga akan berdampak pada negara Eropa yang akan merasakan dampaknya.

Dalam hal ini dampak perang nuklir akan melewati tiga tahap kehancuran, yaitu:

Pertama, Kehancuran objek yang diserang. Dampak ini terjadi pada saat perang nuklir terjadi, dalam dampak ini hanya terjadi pada prajurit dan objek serangan langsung, serangan nuklir yang berukuran sedang akan menewaskan ribuan, ratusan, bahkan puluhan orang dalam waktu yang singkat.

Kedua, Tebaran debu dan radiasi. Dampak ini akan mengakibatkan tebaran debu dan radiasi ke seluruh dunia yang dapat bertahan berminggu-minggu bahkan bertahun-tahun lamanya, yang akan menyebabkan penyakit kulit dan kelainan genetik, jutaan orang bahkan puluhan orang akan terdampak.

Ketiga, Penurunan suhu bumi atau nuclear winter. Sebuah studi pada tahun 2014 dikutip dari CNN Indonesia, menyatakan perang nuklir dalam lingkup kecilpun dapat menimbulkan kepulan asap yang menghalangi matahari ke bumi.

Menurut artikel Nuclear War Survival, dampak perang nuklir menyebabkan dampak iklim jangka pendek dan jangka panjang, dampak ini dapat bertahan hingga 5-10 tahun artinya akan ada satu dekade tanpa musim panas. Dampak ini diprediksi akan mengakibatkan lebih banyak kematian dibandingkan perang nuklir itu sendiri.

Menyebabkan suhu bumi menurun pada titik yang ekstrim, mencapai titik terdingin sejak zaman es, tanaman tidak dapat tumbuh, manusia akan merasakan kedinginan yang luar biasa, dan mengalami kelaparan dan krisis.

Sintia Astianti
Diterbitkan: Selasa, 9 Mei 2023
Pukul: 22.00 WIB
Kolomnis: Sintia Astianti
Editor: Adi Fauzanto
Daftar Bacaan:
• CNBC Indonesia. 2022. Gawat! Perang Nuklir Makin Dekat, Putin Beri Kode Serangan. 10 DesemberCNBC Indonesia. 2023. Putin Siaga Perang Nuklir, Siap Kerahkan Rudal 'Setan'. 22 Februari
 Thea Fathanah Arbar. 2023. Rusia "Out" dari Perjanjian Nuklir, Putin Siap Perang Nuklir?. CNBC Indonesia, 22 FebruariCNN Indonesia. 2022. Dampak Nuclear Winter Dipicu Rusia vs Ukraina untuk Kehidupan Bumi. 5 MaretMuhammad Iqbal. 2023. 'Putin Pertimbangkan Senjata Nuklir kalau Ada Serangan Udara'. CNBC Indonesia, 23 FebruariSurvival and Self Sufficiency. 2022. Nuclear War Survival — How To Survive a Nuclear War
Liputan Mendalam

Ancaman Senjata Nuklir di Sekitar Perang Rusia-Ukraina


Kebijakan.co.idKolom Opini

3 Mei 2023 (16.00 WIB)-#5 Menit

Read in English Language Version

Ancaman Senjata Nuklir di Sekitar Perang Rusia-Ukraina
Oleh: Salsabila Sifa (Pengamat Hubungan Internasional)

Putin menangguhkan Perjanjian New START, sebuah perjanjian pengendalian senjata nuklir antara Amerika-Rusia, apa dampaknya?

***

Pidato Presiden Rusia, Vladimir Putin pada tanggal 21 Februari 2023, menyatakan penangguhan partisipasi dalam perjanjian pelucutan nuklir dengan Amerika Serikat. Perjanjian tersebut bernama New START (Strategic Arms Reduction Treaty).

Penangguhan perjanjian ini dilakukan Putin karena menganggap Amerika Serikat dan Barat tidak mematuhi ketentuan dan mencoba merusak keamanan nasional Rusia. Sekarang untuk pertama kalinya dalam setengah abad, hulu ledak nuklir Amerika Serikat dan Rusia tidak terkendali yang memicu ketakutan akan perlombaan senjata nuklir.

Perlu diketahui bahwa perjanjian New START adalah perjanjian senjata nuklir terakhir antara Amerika Serikat dan Rusia. Dilansir dari State.gov, perjanjian ini terbentuk dan dilatarbelakangi oleh kesadaran akan bahaya nuklir sehingga dibutuhkannya arms control (pengendalian senjata) antara Amerika Serikat dan Rusia.

Ditandatangani pada 2010 oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama serta mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, dan mulai berlaku pada Februari 2011. Perjanjian ini mengatur jumlah hulu ledak dan rudal yang boleh dimiliki kedua negara, dengan rincian sebagai berikut,

Pertama, tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir strategis. Kedua, maksimum 700 rudal jarak jauh dan pesawat pengebom. Ketiga, 800 rudal balistik internasional.

Menurut perjanjian tersebut, masing-masing pihak dapat melakukan 18 inspeksi ke lokasi senjata nuklir strategis setiap tahunnya untuk memastikan pihak lain tidak melanggar batas perjanjian dan memastikan bahwa rudal nuklir mereka tidak dapat digunakan secara tidak sengaja.

Selain itu, mewajibkan komunikasi rutin tentang berbagai peralatan dan operasi militer, untuk menghindari kesalahpahaman.

Rusia Meradang

Sekarang, apa yang akan terjadi setelah penangguhan yang dilakukan oleh Rusia? Bagaimana potensi terjadinya nuclear arms races (pengendalian senjata nuklir) antara kedua negara tersebut mengingat perjanjian tersebut merupakan perjanjian terakhir yang mengatur?

Pertama, penangguhan ini tidak secara dramatis dan langsung mengubah risiko perang nuklir tetapi menunjukkan kepada kita masalah simbolis. Rusia menyatakan tidak lagi ingin berpartisipasi dalam perjanjian pengendalian senjata nuklir ini yang mengirimkan pesan simbolis bahwa mereka bersedia melakukan hal-hal yang sebelumnya mereka rasa terikat.

Jika diperhatikan, penangguhan perjanjian ini merupakan salah satu strategi Rusia. Rusia ingin meningkatkan persepsi bahaya nuklir, seakan menyatakan bahwa jika keadaan menjadi buruk dalam perang, hal itu bisa berdampak buruk bagi seluruh dunia. Ini juga dilakukan Rusia untuk meningkatkan tekanan pada Ukraina dan pendukungnya agar mengupayakan penyelesaian perang dengan bernegosiasi yang akan membuat keuntungan Rusia tetap utuh.

Kedua, perjanjian pengendalian senjata ini benar-benar kunci hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia dan jika perjanjian ini mulai terurai, itu adalah yang terakhir dari jaringan perjanjian yang sangat kompleks yang telah memburuk sejak tahun 2001 ketika Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian rudal anti-balistik.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa Amerika Serikat dan bukan Rusia yang sebagian besar telah menarik diri dari perjanjian pengendalian senjata, dan ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat mungkin merasa cukup unggul dalam kemampuannya dan itu adalah masalah nyata.

Meski tidak memiliki efek langsung, penangguhan Perjanjian New START ini menimbulkan kekhawatiran mengingat Amerika Serikat dan Rusia bersama-sama memiliki lebih dari 90 persen senjata nuklir dunia.

Sejak berlakunya perjanjian New START, kedua negara bersama-sama telah melakukan 328 inspeksi. Hal tersebut merupakan sebuah pencapaian yang sangat besar, sehingga bisa dikatakan bahwa perjanjian ini cukup sukses.

Namun dengan ditangguhkannya perjanjian tersebut, kita akan kehilangan transparansi ke dalam gudang senjata kedua negara dan kehilangan prediktabilitas, akan jauh lebih sulit untuk kita memahami jika dan bagaimana mereka memperluas dan mengembangkan senjata nuklir.

Putin dan Biden
Demo Aktivis Anti-Nuklir di Berlin, German (AFP Press)

Efek Domino

Selain kekhawatiran perlombaan senjata nuklir antara Amerika Serikat dan Rusia. Keputusan penangguhan perjanjian ini juga mungkin dapat mengakibatkan munculnya persenjataan nuklir yang tidak terkendali di negara lain.

Sangat mungkin pemimpin China melihat penangguhan perjanjian yang dilakukan Putin sebagai jendela peluang untuk mempercepat kemampuan nuklirnya. Mereka mungkin mengatakan bahwa mereka khawatir tentang pertahanan mereka dan perlu membangun persenjataan baik itu nuklir atau tidak untuk melindungi kepentingan nasionalnya.

Federasi Rusia saat ini menggunakan ancaman senjata nuklir sebagai instrumen kenegaraan untuk mendapatkan apa yang dianggap sebagai hasil yang menguntungkan dalam perang Ukraina. Ini sangat berbahaya, jika itu terjadi dan ancaman nuklir dianggap efektif maka negara-negara lain seperti China, Korea Utara atau negara lain yang mempunyai senjata nuklir akan berpikir untuk melakukannya lain kali saat mereka terlibat konflik.

Tentu saja hal tersebut mengancam masa depan kontrol senjata nuklir (Nuclear Arms Control), yang mengakibatkan potensi besar adanya perlombaan senjata nuklir. NPT (Non-Proliferation Treaty), yang mulai berlaku pada tahun 1970 dan memiliki 191 negara penandatangan, juga mencakup inspeksi. Akan tetapi, NPT tidak menyediakan hubungan timbal balik seperti yang disediakan perjanjian New START antara dua kekuatan nuklir terbesar di dunia.

Putin
Demo Aktivis Anti-Nuklir di Berlin, German (AFP Press)

Ancaman di Depan Mata

Meskipun demikian, Rusia menyatakan bahwa mereka hanya menangguhkan dan tidak meninggalkan perjanjian tersebut, serta mengklarifikasi bahwa mereka tidak akan berupaya menambah persenjataan nuklirnya. Menandakan kita masih jauh dari masalah yang sangat serius tadi.

Namun, kekhawatirannya adalah bahwa kita secara bertahap meluncur ke dalam situasi yang sangat berbahaya karena perjanjian New START ini adalah perjanjian nuklir terakhir yang mengatur senjata nuklir Amerika Serikat dan Rusia yang berlaku.

Jelas perjanjian ini berada di bawah tekanan yang luar biasa sekarang, serta berpotensi terurai. Perjanjian New START akan berakhir dalam tiga tahun, dan tidak ada dialog yang terjadi antara Amerika Serikat dan Rusia tentang apa yang akan terjadi setelah itu.

Salsabila Sifa
Diterbitkan: Rabu, 3 Mei 2023
Pukul: 16.00 WIB
Kolomnis: Salsabila Sifa
Editor: Adi Fauzanto
Daftar Bacaan:
• Pemerintah Amerika Serikat. Isi Perjanjian New START
Liputan Mendalam