Hitam Bau Menahun Kali Lemahabang


Kebijakan.co.idLiputan Advokatif

Adi Fauzanto-19/09/2023 (23.00 WIB)-#2 Artikel.
LightDark
Kondisi Kali Lemahabang yang Tercemar

Terancamnya kesehatan warga di pinggiran kali yang menggunakan air tercemar, ditambah Pemerintah yang tidak tegas, dan perusahaan nakal ada di baliknya.

***

Baca Serial Liputannya Di Sini

Like & Share (2023): Film Hampir Sempurna untuk Menjelaskan Benang Kusut Kekerasan Seksual Remaja ‘Zaman Now’


Kebijakan.co.id Liputan Film

Adi Fauzanto-19/05/23 (17.00 WIB)-#18 Menit

Read in English Language Version

Kritik Film Like Share

Sutradara (paling) berbakat, Gina S. Noer kembali mengeluarkan mahakaryanya melalui Like & Share (2023), sekaligus kembali dengan tema yang dekat sekali dengan anak muda ‘zaman now’.

Di balik mahakarya filmnya ini, terdapat beberapa kekurangan yang mungkin terlewat oleh Sang Sutradara –sekaligus juga penulis naskahnya. Apa saja itu?

***

Kebijakan.co.id – Sebagai remaja Jekardah –pelesetan Jakarta dengan aksen Cinta Laura– yang tumbuh 2010 ke atas, saya berani menobatkan Gina S. Noer (sutrada Like & Share) –tak berlebihan— bisa dikatakan adalah sutradara paling berbakat, masa depan dunia film Indonesia. Mengapa? debutnya film Dua Garis Biru (2019) adalah film yang sangat tepat, ibarat bermain Dart Board tepat di tengah titik merahnya.

Saya menyaksikan dengan langsung fenomena itu dengan nyata, tidak hanya satu kali, dan gilanya bahkan hampir melakukannya –ini mungkin terlalu pribadi, akan tetapi itu benar-benar terjadi. Film yang menjadi masterpiece (mahakarya) di mata saya, bahkan saya menceritakan kepada teman saya yang notabene tidak besar di Jakarta, peristiwa ini adalah hal yang lumrah. Kedekatan isu dan cara bercerita benar-benar sangat tepat.

Kini, dengan Like & Share (2022) lagi-lagi Sang Sutradara paling berbakat ini benar-benar menceritakannya dengan tepat, tepat sekali. Sebagai generasi peralihan –yang umumnya disebut Gen Z— yang besar dengan gawai dan aplikasi di sekitarnya seperti Facebook, Blackberry Mesengger, Instagram, Twitter, Line terlebih dibesarkan di lingkungan perkotaan seperti Jakarta, menurut saya Film Like & Share (2022) adalah sebuah masterpiece, sempurna, sangat nyata, dan tepat. Film ini ‘hidup’ di antara kehidupan sekolah-sekolah putih abu-abu –setidaknya di Jakarta dan mungkin kota besar lainnya.

Benar-benar seperti menonton dokumenter apa yang terjadi di masa lalu –yang tidak terlalu jauh–, tentang perilaku ‘remaja’ generasi yang tumbuh dengan gawai dengan segala bentuk keliaran dan keingintahuannya yang tinggi. Dua Garis Biru (2019) dan Like & Share (2022) tak kurangnya saling melengkapi di antara kesempurnaan, menjadi lebih sempurna. Keduanya begitu dekat, dekat sekali ketimbang film anak SMA (Sekolah Menengah Atas) di dekatnya seperti Dilan 1991 (berbagai versi), Teman Tapi Menikah (2 jilid), Dear Nathan (2 jilid), dan lainnya.

Sekali lagi, tak kurang saya takjub dengan cerita-cerita yang diangkat begitu dekat sekali. Saya tidak bisa menghukum ‘peristiwa’ di atas yang terjadi ketika gawai dan remaja-remaja ini eksis adalah sebuah kesalahan, akan tetapi saya berani mengatakan bahwa ke dua film Gina S. Noer ibarat seperti perkataan di awal novel Max Havelaar, oleh John F. Keneddy “Jika politik bengkok, sastra akan meluruskannya.” Film Gina S. Noer melakukannya dalam ranah yang berbeda bukan politik tetapi gaya hidup, dengan sastra dan seni film.

Bom waktu masalah ini untuk diceritakan kembali dengan keindahan atau seni sastra bercerita ini, sudah direbut ‘dengan kurun waktu sangat cepat’ –tak perlu berganti dekade atau generasi— sudah diceritakan. Seperti peristiwa 65’ yang baru banyak di angkat setelah reformasi 98 atau yang lebih lama lagi yaitu kolonialisme sejak abad ke-17 dengan sebuah novel Max Havelaar yang lahir abad ke-19 akhir.

Keluh saya cuma satu, mengapa dia tidak hadir lebih cepat di awal 2010-an ketika saya sedang tumbuh.

Saya berani mengatakan, kepada seluruh pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemerintah, perusahaan besar, atau siapapun yang mempunyai kuasa materi, berinvestasilah dengan sutradara paling berbakat, Gina S. Noer, dia adalah ‘juru film’ (meminjam istilah juru bicara) remaja zaman now.

***

Mari, membuktikan kalau Like & Share (2022) adalah masterpiece, karya yang menjadi juru bicara generasinya. Mulai dari perilaku remaja-remaja dan dunia di sekitarnya yang absurd yang coba diangkat Like & Share (2022), serta beberapa kekurangan minor (sedikit) –yang mungkin tidak dijelaskan karena keterbatasan waktu film. Setelah itu, membahas teknis film, yang menurut saya tidak kalah kerennya karena isu yang tepat diangkat oleh orang dan skill yang tepat, serta beberapa kekurangan teknis film yang absen dalam film ini.

Secara ringkas: Pertama, kisah yang diangkat adalah dunia Gawai dan Internet (Digital) sebagai generasi yang tumbuh dan besar bersamanya, tentunya ‘generasi kelinci percobaan’ yang bahkan orang tua kita hanya tau mendasar dan bahkan tidak banyak lebih tau, terlebih lebih banyak kita yang mengajarkan. Pintu masuk itulah yang membuka dunia besar yang akan kita bahas berikutnya.

Kedua, ketika dunia Internet dengan segala kemudahan, kebebasan, dan cara berpikir komputasi (alogaritma) bertemu dengan eksplorasi seksualitas –yang sudah secara naluri ketika anak tumbuh dewasa–, yang lepas dari pendidikan formal sekolah dan keluarga. Ini adalah pintu menuju ruangan spesisifik isu yang diangkat film ini.

Ketiga, setelah pertemuan itu, adalah bentuk eksplorasi nyata, bentuknya bisa berbeda-beda, tergantung dengan siapa, di mana, kapan, dan situasi apa yang mempertemukan dengannya. Mungkin hanya berpacaran, pegangan tangan, berduaan, jalan ke Mall, nonton, atau hingga dugem. Di sinilah ruangan nyata yang akan di bahas.

Keempat, masih berhubungan dengan hal sebelumnya adalah pendidikan luar sekolah, di mana orangtua, keluarga, orang-orang sekitar kawan setongkrongan, kawan pulang sekolah, ibarat teman sebaya, setempat duduk, kekantin bareng, hingga ke toilet bareng, menjadi faktor penting pendidikan luar sekolah. Di sinilah sempilan dari ruangan tersebut, yang bisa dilihat tidak penting, tapi bisa jadi faktor yang sangat amat penting.

Sedangkan kekurangan secara ringkas: Pertama, cerita sudut pandang Sang PK (Penjahat Kelamin) –adalah sebutan yang terkenal di kalangan tongkrongan anak-anak Jekardah. Mengapa dia bisa menjadi seperti itu? itulah yang menjadi kekurangan film ini dan yang akan dibahas.

Kedua, tentang dunia Internet itu sendiri, sebagai film yang berjudul Like & Share mungkin kurang tepat rasanya jika tidak membahas dunia di balik internet itu sendiri, mungkin tentang alogaritma atau dunia dewasa di baliknya atau blokir-memblokir oleh pemerintah. Ketiga, sebagai film dengan drama 3 babak, klimaks film ini terasa kurang menendang.

Selain cerita, secara ringas (dan tidak akan dijelaskan lebih dalam) teknis film ini kembali mengulang simbol-simbol penuh makna dari ala Gina S. Noer, mulai dari poster film hingga detik terakhir film, itu yang Pertama. Kedua, dalam film ini Gina S. Noer berani memainkan warna dan suara yang ciamik.

Terakhir yang Ketiga, tak kalah pentingnya ialah adegan Seks yang luar biasa memukau dan penuh persiapan matang, yang memperhatikan pemeran dengan mempersiapkan pemeran pengganti di awal, latihan yang matang, kesepakatan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan, hingga eksekusi yang terbatas dari kru film.

Sedangkan kekurangannya menurut saya hanya satu, jika membandingkan dengan masterpiece sebelumnya Dua Garis Biru (2019) terasa sekali ada yang kurang. Bukan tentang simbol-simbol atau eksplorasi permainan teknik film yang baru.

Lalu, apa itu? yaitu lagu dalam film, masih terngiang jelas lirik lagu “Can Anybody Tell Me? Can Anybody Help Me, How To, What To Do?” dalam film Dua Garis Biru (2019) yang ‘sangat menggangu’ itu. Lagu itu hadir sebagai penanda bahwa ia milik Dua Garis Biru (2019) dan sebaliknya Dua Garis Biru (2019) sebagai empu (pemilik) lagu itu. Itulah yang nanti akan dieksplorasi kekurangan film itu.

Meme Dua Garis Biru
Meme Dua Garis Biru (Sumber: 1Cak)

***

Dunia Baru Itu Bernama Dunia Internet dan Digital

Pembahasan ini dimulai dari sebuah permisalan, jika saya nanti berumur 40 tahun, teknologi baru ditemukan yaitu mencetak makanan hanya dengan mesin –layaknya printer. Tentu jika saya punya anak mereka akan senang bertemu alat itu, jika saya? saya akan bingung sebab 3 dekade lamanya saya hanya memasak dan mengolah makanan dari yang belum matang hingga menjadi matang –kecuali ketika membeli makanan. Bukan mencetaknya.

Tentu pada awalnya, saya menolak, ketika sudah menjadi gaya hidup massal, secara otomatis saya akan mengikutinya, sebab berkaitan dengan kebutuhan: makanan. Begitu juga halnya dengan informasi, apalagi dengan seks.

Gambaran tersebut adalah gambaran ketika internet ditemukan dan mulai diproduksi massal serta menjadi ‘gaya hidup’ baru. Sedangkan tidak ada panduan khusus, atau arahan khusus utamanya dari orang tua, orang-orang sekitar, guru, sekolah, dan bahkan (apalagi) pemerintah.

Ibarat penjelajah eropa menemukan serpihan benua lainnya, dia tidak mengetahui batasan-batasan tentang dunia baru itu, ujungnya? Ya, kolonialisme –setidaknya itu hal buruk bagi Indonesia, walaupun dari sana ditemukan banyak penemuan sekaligus pintu masuk era-industri. Hal itu terjadi kembali, dengan dunia berbeda dan generasi berbeda, itu adalah dunia digital dan generasi yang lahir pasca 1990-an hingga 2000 awal.

Internet ditemukan memang pada awalnya ditunjukan untuk memberikan informasi untuk kepentingan perang dingin. Karakter tersebutlah yang dikembangkan, hingga menjadi no bounders atau informasi yang tidak ada batas atau sekat –mungkin baru saat-saat ini aja ada persetujuan atau ada batasan tertentu seperti penggunaan data pribadi. Sekat-sekat itulah yang memungkinkan pengguna ‘yang baik’ dan ‘tidak’ bertemu.

Ibarat media informasi sebelumnya, misalnya seperti majalah, ada batas-batas bernama editor dan tentu kertas itu sendiri –dari bijih kayu yang terbatas. Sehingga pembaca (pengguna) hanya bertemu informasi yang sama di atas kertas itu.

Meme Mark Zuckerberg sedang Memperbaiki Facebook (Sumber: Twitter)

Saya melihat dengan jelas gambaran-gambaran ini terbesit dengan jelas maksud apa yang ingin disampaikan Gina S. Noer tentang dunia internet dan digital dengan segala kehidupan sosialnya.

Pertama, adegan intens antara Lisa (diperankan oleh Aurora Ribero) dan Ibunya, Ninda (diperankan oleh Unique Priscilla), yang menggambarkan gagapnya orangtua dengan anaknya dengan dunia barunya di gawai berisikan media sosial dan segala informasi yang dibutuhkan. Secara eksplisit keduanya, Lisa dan Ninda sama-sama masih mengeksplorasi hal yang baru, keduanya benar-benar baru melihat dunia digital dan internet. Prefensi ini dilihat ketika Ninda menyarankan menonton dakwah online ustadz tertentu di Youtube, yang kontras dengan apa yang dilakukan Lisa menonton bokep.

Tentu eksplorasi keduanya berbeda, di antara orang tua yang sudah mengetahui dunia seks dan sebaliknya sang anak yang baru menjelajahi dunia baru. Algoritma –yang akan dibahas nanti— memisahkan jauh dunia di gawainya antara Lisa dan Ninda, antara ‘malaikat’ dan ‘setan’. Jika saja, keduanya mengetahui di balik dunia alogaritma media sosial dan internet yang no bounder, bisa saja keduanya saling mengerti dan memahami. Akan tetapi, sebaliknya, bukan tidak mungkin keduanya menjurus hal yang paling ekstrim di antara keduanya, ‘Menjadi Paling Malaikat’ dan ‘Menjadi Paling Setan’, di film ini masih dalam tahap toleran.

Tentu kejadian di dunia nyata, melihat ‘Menjadi Paling Malaikat’ bisa mengantarkan orang berpindah negara yang sedang berperang serta membunuh dirinya sendiri dan orang lain akibat paparan informasi bubble trap atau jebakan gelembung informasi akibat alogaritma media sosial, bahasa ‘lembut’nya menjadi teroris. ‘Menjadi Paling Setan’ bisa mengantarkan orang terjerumus ke hal-hal yang paling gila, dengan mencoba hal-hal tanpa mengetahui konsekuensinya mulai dari seks bebas hingga narkoba yang berawal dari informasi bubble trap.

Kedua, adegan intens kedua tokoh utama antara Lisa dan Sarah (diperankan oleh Arawinda Kirana) adalah gambaran solid tentang bagaimana ‘generasi baru’ ini mengeksplorasi hal yang baru juga. Hal-hal seperti: coba dulu, tanpa melihat konsekuensi, dibawa senang ‘yang penting happy’, adalah karakter ketika seseorang mencoba hal baru, apapun media, medan, situasi, dan barangnya.

Hampir setengah film, kedua tokoh utama ini melakukannya. Lagi-lagi karakter ini hidup dalam bubble trap dunia internet menjebak ke dalam hal ekstrim. Lisa mencoba mastrubasi dan Sarah mencoba memasuki dunia seks. Awalnya sederhana yaitu dengan hanya mengomentari video bokep HP jatoh, dengan alogaritmanya memasuki bubble trap tidak bisa keluar, dan memungkinkan masuk ke dalam tahap ekstrim (melakukan aksi) atas apa yang diterima informasinya.

Pemaknaan atas informasi itulah yang mengantarkan kepada hal yang ekstrim, pemaknaan tersebut juga dibantu dan dipengaruhi oleh konfrontasi ‘yang berhasil’ oleh orang-orang sekitar. Misalnya Lisa yang berhasil dikonfrontasi oleh orangtuanya atau Sarah yang gagal dikonfrontasi oleh Lisa saat ketidaksetujuannya pacaran dengan Devan (diperankan oleh Jerome Kurnia). Tentu, konfrontasi ini tidak terjadi di dunia internet atau digital, dia hanya terjadi di dunia nyata atau dunia di sekitarnya.

Pertemuan Dunia Internet dan Seksualitas

Ketika memasuki dunia baru itu, bertemu dengan keliaran anak muda, dengan memasuki ‘suka sama suka’ dengan lawan jenis. Ketika prefensinya adalah dunia internet tanpa batas yang bisa mengakses hingga ke selangkangan orang per orang. Bukan tidak mungkin, di dunia nyata dia melakukan hal yang paling ekstrim.

Jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya, prefensinya adalah film bioskop dewasa yang dibatasi tayangan pemutaran –dan tentu tidak dimiliki oleh dia informasinya—atau majalah dewasa yang harus sembunyi-sembunyi membacanya. Berbeda zaman, ketika dunia memasuki alat teknologi bernama digital, awalnya melalui kaset yang dibajak, hingga masuk ke dalam gawai yang otomatis informasi tersebut menjadi miliki kita, tanpa batas waktu, dan tidak perlu sembunyi-sembunyi karena berpenampilan gawai pada umumnya –kecuali hpnya diakses oleh orang lain.

Absenya pendidikan formal –yang memang selalu ketinggalan, karena memiliki otoritas yang berbelit-belit—terhadap perkembangan teknologi dan masalah nyata yang dihadapi masyarakatnya. Buktinya, kasus kehamilan di luar sekolah memang sudah terjadi sejak dahulu, akan tetapi sekarang menjadi menarik karena pemicunya adalah informasi melalui dunia internet, berupa bokep atau apapun yang menggugah nafsu liar anak muda.

Dalam hipotesa saya, dunia baru itu memasuki beberapa tahap hingga tahap ekstrim (melakukan sesuatu untuknya). Pertama, tahap penerimaan, di mana ketika orang mengetahui informasi, teknologi, atau barang baru, atau sesuatu apapun yang baru, mereka akan berkonfrontasi dengan pengalamannya yang lama secara budaya (kebiasaan) serta nilai (pelajaran-pelajaran) yang diembannya. Penerimaan tersebut menghasilkan tiga jenis: kesalingan –mencari titik tengah—, penolakan, atau persetujuan.

Kedua, ketika dunia baru itu diterima dengan kesalingan, menghasilkan produk budaya (kebiasaan) dan nilai (pelajaran-pelajaran) baru –bahasanya ialah akulturasi atau kearifan lokal. Jika persetujuan, menghasilkan kebiasaan dan nilai yang diterimanya menjadi aktivitas nyata, yang dalam hal ini masuk ke dalam tahap yang paling ekstrim.

Dari tahap-tahap penerimaan yang saya buat, jika merujuk kepada film maka akan ditemukan:

Lisa dan Sarah berangkat dari awal garis yang sama, memasuki tahap persetujuan dengan ketika mulai mengakses video bokep bersama, hingga tahap yang paling ekstrim ialah melakukan mastrubasi untuk Lisa dan melakukan seks bebas untuk Sarah.

Namun seperti apa yang saya katakan tadi Lisa mendapatkan konfrontasi melalui pengalaman ibunya sehingga menciptakan kesalingan, dibuktikan dengan Lisa terus penarasan dengan bokep HP Jatoh, serta mendapatkan pengalaman dari Fita (diperankan oleh Aulia Sarah) yang merupakan penyintas dari bokep HP Jatoh.

Sedangkan, Sarah menunjukan persetujuan walaupun dengan dikonfrontasi oleh Lisa dengan alasan yang masuk akal “perbedaan umur yang cukup jauh” membuat hubungannya tidak seperti pada umumnya pasangan anak SMA. Kesalingan hadir ketika Sarah mendapatkan pengalamannya dari diri sendiri karena dipaksa bersetubuh oleh pasangannya.

Setiap hal baru sudah barang tentu terjadi kesalingan, dalam bahasa lain selalu ada ‘kearifan lokal’ yang disaring atau filter melalui pengalaman, kebiasaan, pandangan hidup, dan lainnya. Bentuk kesalingan ini ada di akhir film, yaitu ketika Lisa dan Sarah tetap membuat video Youtubenya dengan gaya yang sama akan tetapi apa yang disampaikan berbeda.

Eksplorasi Nyata dari Pertemuan Internet dan Seksualitas

Sudah barang tentu, ketika Lisa melakukan mastrubasi itu sudah menjadi aktivitas dari apa yang diterimanya atas informasi yang bersumber dari gawainya. Sedangkan Sarah ketika dipaksa melakukan persetubuhan adalah konsekuensi dari tahap-tahap sebelumnya yang dia lalui ketika menerima informasi seks yang bersumber dari gawainya.

Di sinilah penentu ketika aktivitas itu dilakukan, dia bertemu dengan siapa? bentuknya apa? dilakukan di mana? situasinya seperti apa? Mungkin dia bertemu dengan peristiwa seperti di Dua Garis Biru (2019) atau hanya berkutat dengan cinta monyet, akan tetapi jika semua referensi tentang dunia seks adalah akses internet yang hampir sama –dengan segala kecanggihannya–, kemungkinan kecil akan sulit bertemu dengan apa yang terjadi dengan AADC (2001), walaupun ada beberapa.

Paling banter jika referensinya AADC (2001) ialah ciuman dengan seseorang yang dia sukai. Dalam Like & Share, sialnya, prefensi Lisa dan Sarah bukan lagi AADC (2001) akan tetapi bokep HP Jatoh dan mungkin yang lainnya. Sialnya lagi Sarah bertemu dengan Devan yang memiliki maksud –dan dilakukan—jahat. Akan tetapi jika dilihat, Lisa dan Sarah sudah mengetahui akan adanya kesepakatan atau persetujuan untuk melakukan apa, namun semua hancur ketika sudah di kamar bersama dengan Devan.

Sedangkan Sarah, eksplorasinya juga ‘bukan main-main’, dia terus mengikuti Fita, hingga mengikuti kelas membuat kue, berkali-kali bahkan hingga mahir. Untungnya, Fita yang pada akhirnya membagikan pengalamannya tentang kekerasan seksual yang diterima oleh mantan suaminya. Bayangkan jika Fita juga memiliki maksud buruk kepada Fita karena mengetahui dirinya dulu.

Dalam dunia nyata, jangan pernah sepelekan hal gila ‘yang bukan main-main’ yang dilakukan anak SMA, jangan salah, mereka pada umumnya akan melakukan hal gila. Misalnya prefensinya tentang tawuran dan musuh antar sekolah, hingga berani membacok, atau melakukan klitih seperti di Yogyakarta. Hal-hal gila ini dilakukan karena prefensinya atas informasi yang diterima oleh pendidikan di luar sekolah –nanti akan dibahas.

Meme Tawuran (Sumber: MCRI)

Saya pun juga merasakannya, dalam hal ini saya dulu adalah seorang pecinta alam, mendaki gunung tertinggi di Jawa, dengan segala pertimbangan sembrono ala anak SMA, lalu tanpa pikir panjang berangkat, dengan satu prefensi tentang keindahan dan hal-hal lainnya setelah mendaki gunung. Tentu setelah dipikir-dipikir setelahnya itu adalah hal gila, yang jika saja saya mengetahuinya saya tidak akan lakukan. Tetapi itulah unik dan hebatnya. Dalam beberapa hal kita perlu seperti itu.

Pendidikan Luar Sekolah

Klise memang menyebut ‘setiap orang adalah guru’, di satu sisi menunjukan sisi positif, di satu sisi menunjukan sisi bobroknya sekolah formal. Guru itu sejatinya pemengaruh informasi atas apa yang dilakukan di kehidupannya, layaknya anak TK yang diajarkan oleh Gurunya jika mau menyebrang melihat kanan-kiri, selain mengajarkan pengenalan huruf-huruf.

Dalam tahap-tahap itulah antara Lisa dan Sarah saling mempengaruhi ketimbang gurunya di sekolah, yang dalam film ini digambarkan guru olahraganya yang mesum yang ada di film.

Sialnya ini terjadi hampir di seluruh dunia nyata. Atas apa yang dilakukannya setiap hari. Pelajaran itu datang dari orang-orang terdekatnnya orang tuanya, keluarganya, teman tongkrongannya, teman sebangku, teman organisasi pelajarnya, teman se-genk-nya, pacarnya, suami-istrinya, dan lain-lain. Bahkan itu berpengaruh kurang lebih banyak kepada masa depannya.

Saya hampir tidak dapat menjelaskan, bahwa ini begitu berpengaruh. Pendidikan luar sekolah –bukan tempat bimbel (bimbingan belajar) ya!— harus benar-benar diperhatikan oleh siapapun, bukan membatasi, setidaknya tahu akan apa konsekuensinya. Jika saya nongkrong dengan pecandu narkoba, kemungkinan besar saya ikut make narkoba, jika konsekuensi itu diketahui bukan tidak mungkin dia tetap nongkrong, tetapi tidak ikut make karena tahu konsekuensinya.

Dalam Like & Share, berpacaran dengan umur yang jauh di atas, sudah harus mengetahui konsekuensinya. Pertama, itu adalah sebuah keanehan, untuk apa seorang yang mau memasuki umur 30 berpacaran dengan anak SMA. Kedua, jarak yang cukup jauh membuat dominasi secara umur jelas timpang, apalagi laki-laki yang didoktrin untuk menjadi kuat sejak kecil.

Selain itu, pendidikan luar sekolah juga disinggung di awal film oleh film ini. Seperti konfrontasi keluarga terhadap pertemanan antara Lisa dan Sarah yang memiliki aktivitas membuat video ASMR –sebuah video yang menekankan suara yang dalam membuat yang mendengar terasa nyaman, tenang, atau merasakan hal-hal positif menurut pendengarnya.

Hal itu menunjukan bahwa Ninda dan Ario atau Kakanya Sarah (diperankan oleh Kevin Julio) belum bisa menjadi ‘guru’ luar sekolahnya –walaupun perkataan Ninda pada akhirnya diterima oleh Lisa dengan cara doktrin. Secara tidak langsung, persahabatan antara Lisa dan Sarah dari awal hingga akhir film menunjukan cerita solid (utuh) bagaimana pendidikan luar sekolah berjalan.

***

Asal Usul Devan

Setelah membahas narasi cerita yang coba ingin disampaikan oleh Gina S. Noer, saya mencoba hal-hal apa saja yang kurang dalam film ini. Mulai dari membahas sosok seperti Devan, dalam hidup pergaulan anak Jekardah sudah tidak asing lagi, ia disebut PK atau Penjahat Kelamin, seseorang yang berpacaran untuk merenggut perawan atau perjaka pasangannya, atau hanya ingin berorientasi kepada seks lalu berganti pasangan.

Tentu, dalam kehidupan aslinya, prefensi dia terhadap pasangan sudah barang tentu dipengaruhi hal-hal mesum, video bokep, cerita panas, dan lainnya. Tak jarang, juga kondisi biologis –ini masih jadi perdebatan—seperti tingkat hormon dan lain-lain, apakah harus dipicu oleh hal-hal mesum atau tumbuh dengan sendirinya dengan menjadi bejat –dalam hal ini PK.

Dalam tahap-tahap kriminal dia masuk dalam kategori itu, jika merujuk kepada UU TPKS (Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual) ketika seseorang diajak bersetubuh tanpa kesepakatan antara pasangannya atau pemaksaan. Atau setidaknya dijerat dengan UU ITE (Informasi Elektronik). Atau cerita ini diambil sebelum adanya UU TPKS dan UU ITE.

Menarik dibahas, sebab film ini absen membahas asal usul si Devan, yang tiba-tiba datang dikegiatan olahraga untuk merekam, dan hilang tanpa penjelasan asal usulnya, yang hanya ditampilkan sebagai –sepertinya—pelatih workout (olahrga beban tubuh) dan seorang pekerja.

Asal usul mungkin bisa disimbolkan –jika merujuk kepada Gina S. Noer yang jago akan permainan simbol—dengan koleksi video-video bokep atau pesan di Whatsapp yang berisi perempuan semua atau memiliki aplikasi Mi-Chat atau apapun yang menggambarkan rekam jejak dia bejat.  Penggambaran baik (dalam tanda kutip) kepada teman (atau murid)nya lainnya selain Sarah di komunitas workout belum cukup, sebab itu memang hal yang lumrah.

Dunia di Balik Internet

Selain absennya asal usul Devan, nihilnya penjelasannya tentang dunia Like and Share alias dunia internet, juga menjadi perhatian. Sebab, film ini telah mengambil 2 kata kunci yang sering diambil di dunia internet, terkhusus media sosial.Adegan simbol-simbol emoticon media sosial atau membaca komentar tidaklah cukup, sebab itu salah satu konsekuensi dari Like and Share terhadap suatu konten di Youtube yang menjalankan alogaritma.

Sayang sekali, kekosongan ini mungkin yang paling fatal, ketimbang asal usul Devan –yang bisa saja beralasan bukan mengambil sudut pandang cerita si Bejat.

Ambil bagian pembahasan alogaritma ini misalnya dengan penggambaran layar gawai Youtube antara Ninda dan Lisa yang secara aktivitas berbeda. Yang satu memiliki prefensi menonton dakwah yang pada akhirnya memunculkan rekomendasi tontonan dakwah-dakwah agama, sedangkan tampilan gawai Lisa yang memunculkan video-video ASMR atau video dewasa sesuai aktivitas apa yang dia tonton dan dia cari.

Keduanya hampir tidak bisa keluar dari Bubble Trap karena alogaritma yang ada, kecuali konfrontasi di kehidupan nyata, yang memaksa mereka merubah pandangan hidup –termasuk mencari informasi.

Itu sudah cukup menjadi simbol bahwa sudut pandang keduanya ditentukan dari apa prefensi yang dia tonton, terlebih Gina S. Noer jago akan simbol-simbol.

Drama Tiga Babak yang Kentang

Selanjutnya membahas tentang Kentang, bukan makanan, ia adalah bahasa gaul Jekardah yang berasal dari kepanjangan Kena Tanggung. Drama tiga babak Like & Share sangat nanggung di akhir, tanpa klimaks. Memang, kata-kata di akhir Sarah membuat itu menjadi penutup menarik –yang secara tegas menempatkan posisi film ini berada di mana.

Selain itu juga disinggung sedikit tentang spill (membocorkan) di media sosial, kultur ini sebagai lawan dari otoritas berbentuk patriarki laki-laki yang melakukan kekerasan seksual, yang dalam hal ini merasuk dalam Devan, absen dalam film ini. Apalagi jerat hukum, yang memang bisa saja dimasukan dalam penyebaran informasi, layaknya Ariel pada tahun 2010 –walau dalam hal ini berbeda kasus, satu nyata dan satu tidak nyata, satu suka sama suka (?) satu dipaksa.

Kultur spill ini memang menjadi kekuatan terakhir untuk membocorkan informasi penting mengenai pelaku, memanfaatkan internet sebagai kekuatannya ‘tanpa batas’ melalui akun anonim (tidak dikenal). Akan lebih menarik jika hal tersebut dimasukan dalam film, walau secara harfiah sudah disampaikan, jika tidak salah begini, “walau sudah dispill, laki-laki akan tetap hidup bebas di luar sana”.

Oh tidak, kenyataan spill ini banyak manfaatnya, berpengaruh mulai dari pekerjaan, sekolah, dan hukum tentunya. Tentu dengan informasi spill yang tepat, bukan sekedar tuduhan. Jangan main-main dengan netizen Indonesia, adagium yang terkadang berguna untuk kasus-kasus seperti ini.

Akan tetapi saya ingin menyampaikan yang lebih ekstrim lagi, film ini secara utopia menempatkan babak akhir adalah keberanian Sarah dalam menyampaikan sesuatu di akhir rekaman video Youtubenya.

Secara kenyataan jelas banyak yang berbeda, mulai dari bunuh diri, mengurung diri, menutup diri, hingga stress atau menjadi gila. Tentu, saya menangkap pesan untuk kuat kepada perempuan atau penyintas kekerasan seksual, saya juga paham bahwa ini bukan film dokumenter, jika ini film dokumenter sudah pasti babak akhirnya mayoritas menyedihkan.

***

Like & Share

Gina S. Noer: Juru Bicara Anak Muda

Di balik kekurangan film Like & Share, saya berharap Gina S. Noer bisa menjadi juru bicara anak muda pada eranya. Bukan hanya film cinta menyek-menyek (tetapi juga tidak bisa dihindari), tetapi juga film yang bisa memberikan makna, kesan, atau pengalaman selama dan setelah menonton. Terlebih menjadi ‘tanda’ –sesuai dengan kekuatan Gina S. Noer akan simbol dan tanda— pada era-nya.

SutradaraGina S. Noer
ProduserChand Parwez Servia, Gina S. Noer
PenulisGina S. Noer
PemeranAurora Ribero, Arawinda Kirana, Aulia Sarah, Jerome Kurnia
Penata musikAria Prayogi
SinematograferDeska Binarso
PenyuntingAline Jusria
Perusahaan
produksi
Starvision Plus, Wahana Kreator Nusantara
Tanggal rilis8 Desember 2022 (Indonesia), 27 Januari 2023 (Festival Film Internasional Rotterdam), 23 April 2023 (Red Lotus Asian Film Festival)
Durasi112 menit
Adi Fauzanto
Diterbitkan: Jumat, 19 Mei 2023
Pukul: 17.00 WIB
Jurnalis: Adi Fauzanto
Liputan Mendalam

Rusia Siaga Perang Nuklir


Kebijakan.co.idKolom Opini

9 Mei 23 (22.00 WIB)-#5 Menit

Read in English Language Version

Rusia Siaga Perang Nuklir
Oleh: Sintia Astianti (Pengamat Hubungan Internasional)

*Tulisan ini dikirim kepada media lain, tanpa sepengetahuan Kebijakan.co.id. Penulis telah meminta maaf atas kesalahan etika publikasi tersebut.

Rusia kerahkan rudal dan menyiapkan senjata nuklir untuk perang nuklir, apa dampaknya untuk dunia?

***

Rusia hingga saat ini terus meningkatkan kekuatan nuklirnya dan akan memulai pengiriman massal rudal hipersonik yang diluncurkan oleh rudal zircon. Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan bahwa hipersonik zircon ini merupakan generasi baru dalam sistem persenjataan yang tidak tertandingi.

Kementrian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa Rusia kekurangan amunisi, khususnya rudal presisi tinggi, meski Rusia dianggap kekurangan rudal, Presiden Rusia mengatakan masih memiliki senjata lainnya yakni nuklir. Namun, ada laporan yang mengatakan bahwa Rusia tidak akan meluncurkan nuklirnya, kecuali jika lawannya memulai terlebih dahulu.

Menurut Intelejen Inggris dikutip dari CNBC Indonesia, “Stok rudal Rusia kemungkinan besar terbatas dan merupakan sumber daya bernilai tinggi yang dirancang untuk menembak jatuh pesawat modern dan rudal yang masuk, daripada untuk digunakan melawan target darat.”

Putin dilaporkan akan segera mengerakan senjata nuklir taktisnya ke Belarusia, hal ini karna terjadinya eskalasi geopolitik antara Moskow dan Barat terus memuncak, apalagi terkait dengan perang Ukraina-Rusia.

Putin dikutip dari CNBC Indonesia, mengatakan pergerakan senjata nuklir ke negara sekutu Rusia itu tidak akan melanggar perjanjian non-proliferasi, dia juga mengatakan langkahnya ini sebagai respons atas keputusan Inggris yang akan memasok Ukraina dengan senjata depleted uranium, sebuah bijih uranium yang digunakan sebagai bahan bakar nuklir atau senjata atau peralatan perang.

Semua negara bersenjata nuklir berusaha meningkatkan persenjataan mereka dan sebagian besar mempertajam retorika nuklir dan peran senjata nuklir dalam strategi militer mereka.

5 Peringatan Putin

Dalam hal ini Putin tak tinggal diam, termasuk juga pemerintahan Rusia. Ada beberapa peringatan yang perlu diwaspadai dan menunjukan Putin tidak sedang bermain dalam hal senjata Nuklir.

Pertama, Putin mengumumkan pembekuan Perjanjian Pembatasan Senjata Nuklir atau biasa disebut New Start (Strategic Arms Reduction Treaty). Putin mengumumkan mundur dari perjanjian nuklir dunia tersebut. New Start sendiri sebuah perjanjian pengendalian senjata nuklir antara Amerika-Rusia yang dibuat pada tahun 2010.

Kedua, Disetujui oleh Parlemen Rusia. Ketua Duma Rusia atau majelis rendah parlemen, Vyacheslav Volodin menuding Amerika Serikat sebagai penyebab atas keputusan Putin untuk menangguhkan partisipasi Moskow dalam perjanjian nuklir New Start.

Ketiga, Kekuatan nuklir semakin meningkat. Pada sebuah pidato Putin mengatakan bahwa Rusia akan terus melengkapi angkatan bersenjatanya dengan peralatan yang semakin canggih.

“Seperti sebelumnya, kami akan meningkatkan perhatian untuk memperkuat triad nuklir”, kata Putin yang merujuk pada rudal yang berbasis di darat, laut dan udara dalam pidatonya menyambut hari libur Pembela Tanah Air dikutip dari CNBC Indonesia.

Putin juga mengatakan bahwa untuk pertama kalinya, rudal balistik antar benua Sarmat akan dikerahkan tahun ini –Sarmat adalah senjata yang dijuluki “setan” yang mampu membawa banyak hulu ledak nuklir.

Keempat, Resiko perlombaan senjata menyeret negara-negara lain, seperti China, India, dan Pakistan. Dapat dikatakan bahwa penangguhan yang dilakukan Putin dinilai bahaya, karna akan menyebabkan meningkatnya resiko perlombaan senjata baru, bersamaan dengan perang Ukraina-Rusia.

Masa depan juga dikatakan tidak akan stabil, karna memacu kekuatan-kekuatan negara lain seperti India dan Pakistan untuk membangun persenjataan nuklir mereka.

Menurut Direktur Strategi, Teknologi dan Pengendalian Senjata pada International Institute for Strategic Studies (IISS), William Alberque dikutip dari CNBC Indonesia, “perjanjian itu secara efektif membatasi jumlah hulu ledak per rudalnya, yang dapat disebarkan oleh kedua belah pihak, sehingga dapat menghindari kehancuran akibat melipatgandakan jumlah hulu ledak.”

Bukan tidak mungkin, perang dingin muncul kembali. Hal tersebut juga didukung oleh James Cameron, yang juga Peneliti Post-Doctoral Fellow di proyek nuklir Oslo, menurutnya dikutip dari CNBC Indonesia mengatakan bahwa jika perjanjian New Start ditinggalkan itu akan menandai kembalinya aura perang dingin.

Kelima, Pesan yang disampaikan Putin. Pesan tersebut membuat khawatir negara-negara yang dapat terancam dari perang nuklir ini, sebab dalam kajian strategis secara normal realitas nuklir hanya dilakukan jika terjadi serangan nuklir.

Dalam wawancara dengan Gubernur Lemhannas (Lembaga Ketahanan Nasional) Republik Indonesia, Andi Widjajanto bersama pers, terungkap bagaimana Putin memberi pesan untuk dibawa ke Presiden Joko Wdodo, terkait kapan perang nuklir dimulai.

Menurut Putin, “Saya akan mempertinbangkan penggunaan senjata nuklir kalau ada serangan udara wilayah Rusia”, tapi itu bukan serangan nuklir melainkan serangan udara.

Serangan yang disampaikan Putin, ialah serangan yang mengarah ke Rusia, apakah benar ke negara Rusia atau ke empat wilayah di Ukraina yang sekarang sudah dikuasai Rusia.

Termasuk wilayah Krimea yang sejak tahun 2004 secara de facto ke Rusia, kalau lima negara ini tiba-tiba diserang udara, maka Putin akan mempertimbangkan untuk melakukan serangan nuklir.

Sedangkan, Ukraina meminta dibantu dengan pesawat F-16, bahkan sampai ke F-35. Pada saat F-16 dan F-35 dikirm dan digelar, yang ditunjukan untuk kemudian melakukan serangan ke wilayah Rusia. Putin dalam hal ini mengatakan bahwasannya Rusia akan mempertimbangkan perang nuklir.

Jika melihat lebih dalam, peristiwa krisis antar negara terakhir terjadi dalam krisis misil Kuba pada tahun 1962. Kalau membaca sejarahnya pada saat itu, dunia benar-benar sudah siap dengan perang nuklir antara blok Amerika Serikat-Uni Soviet, jika akan terjadi.

Dampak yang Mengerikan

Ffek perang nuklir tidak terjadi pada negara yang berperang saja, akan menelan banyak korban akibat perang nuklir ini. Dapat dikatakan bahwa dampaknya bukan hanya pada Asia, tetapi juga akan berdampak pada negara Eropa yang akan merasakan dampaknya.

Dalam hal ini dampak perang nuklir akan melewati tiga tahap kehancuran, yaitu:

Pertama, Kehancuran objek yang diserang. Dampak ini terjadi pada saat perang nuklir terjadi, dalam dampak ini hanya terjadi pada prajurit dan objek serangan langsung, serangan nuklir yang berukuran sedang akan menewaskan ribuan, ratusan, bahkan puluhan orang dalam waktu yang singkat.

Kedua, Tebaran debu dan radiasi. Dampak ini akan mengakibatkan tebaran debu dan radiasi ke seluruh dunia yang dapat bertahan berminggu-minggu bahkan bertahun-tahun lamanya, yang akan menyebabkan penyakit kulit dan kelainan genetik, jutaan orang bahkan puluhan orang akan terdampak.

Ketiga, Penurunan suhu bumi atau nuclear winter. Sebuah studi pada tahun 2014 dikutip dari CNN Indonesia, menyatakan perang nuklir dalam lingkup kecilpun dapat menimbulkan kepulan asap yang menghalangi matahari ke bumi.

Menurut artikel Nuclear War Survival, dampak perang nuklir menyebabkan dampak iklim jangka pendek dan jangka panjang, dampak ini dapat bertahan hingga 5-10 tahun artinya akan ada satu dekade tanpa musim panas. Dampak ini diprediksi akan mengakibatkan lebih banyak kematian dibandingkan perang nuklir itu sendiri.

Menyebabkan suhu bumi menurun pada titik yang ekstrim, mencapai titik terdingin sejak zaman es, tanaman tidak dapat tumbuh, manusia akan merasakan kedinginan yang luar biasa, dan mengalami kelaparan dan krisis.

Sintia Astianti
Diterbitkan: Selasa, 9 Mei 2023
Pukul: 22.00 WIB
Kolomnis: Sintia Astianti
Editor: Adi Fauzanto
Daftar Bacaan:
• CNBC Indonesia. 2022. Gawat! Perang Nuklir Makin Dekat, Putin Beri Kode Serangan. 10 DesemberCNBC Indonesia. 2023. Putin Siaga Perang Nuklir, Siap Kerahkan Rudal 'Setan'. 22 Februari
 Thea Fathanah Arbar. 2023. Rusia "Out" dari Perjanjian Nuklir, Putin Siap Perang Nuklir?. CNBC Indonesia, 22 FebruariCNN Indonesia. 2022. Dampak Nuclear Winter Dipicu Rusia vs Ukraina untuk Kehidupan Bumi. 5 MaretMuhammad Iqbal. 2023. 'Putin Pertimbangkan Senjata Nuklir kalau Ada Serangan Udara'. CNBC Indonesia, 23 FebruariSurvival and Self Sufficiency. 2022. Nuclear War Survival — How To Survive a Nuclear War
Liputan Mendalam

Ancaman Senjata Nuklir di Sekitar Perang Rusia-Ukraina


Kebijakan.co.idKolom Opini

3 Mei 2023 (16.00 WIB)-#5 Menit

Read in English Language Version

Ancaman Senjata Nuklir di Sekitar Perang Rusia-Ukraina
Oleh: Salsabila Sifa (Pengamat Hubungan Internasional)

Putin menangguhkan Perjanjian New START, sebuah perjanjian pengendalian senjata nuklir antara Amerika-Rusia, apa dampaknya?

***

Pidato Presiden Rusia, Vladimir Putin pada tanggal 21 Februari 2023, menyatakan penangguhan partisipasi dalam perjanjian pelucutan nuklir dengan Amerika Serikat. Perjanjian tersebut bernama New START (Strategic Arms Reduction Treaty).

Penangguhan perjanjian ini dilakukan Putin karena menganggap Amerika Serikat dan Barat tidak mematuhi ketentuan dan mencoba merusak keamanan nasional Rusia. Sekarang untuk pertama kalinya dalam setengah abad, hulu ledak nuklir Amerika Serikat dan Rusia tidak terkendali yang memicu ketakutan akan perlombaan senjata nuklir.

Perlu diketahui bahwa perjanjian New START adalah perjanjian senjata nuklir terakhir antara Amerika Serikat dan Rusia. Dilansir dari State.gov, perjanjian ini terbentuk dan dilatarbelakangi oleh kesadaran akan bahaya nuklir sehingga dibutuhkannya arms control (pengendalian senjata) antara Amerika Serikat dan Rusia.

Ditandatangani pada 2010 oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama serta mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, dan mulai berlaku pada Februari 2011. Perjanjian ini mengatur jumlah hulu ledak dan rudal yang boleh dimiliki kedua negara, dengan rincian sebagai berikut,

Pertama, tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir strategis. Kedua, maksimum 700 rudal jarak jauh dan pesawat pengebom. Ketiga, 800 rudal balistik internasional.

Menurut perjanjian tersebut, masing-masing pihak dapat melakukan 18 inspeksi ke lokasi senjata nuklir strategis setiap tahunnya untuk memastikan pihak lain tidak melanggar batas perjanjian dan memastikan bahwa rudal nuklir mereka tidak dapat digunakan secara tidak sengaja.

Selain itu, mewajibkan komunikasi rutin tentang berbagai peralatan dan operasi militer, untuk menghindari kesalahpahaman.

Rusia Meradang

Sekarang, apa yang akan terjadi setelah penangguhan yang dilakukan oleh Rusia? Bagaimana potensi terjadinya nuclear arms races (pengendalian senjata nuklir) antara kedua negara tersebut mengingat perjanjian tersebut merupakan perjanjian terakhir yang mengatur?

Pertama, penangguhan ini tidak secara dramatis dan langsung mengubah risiko perang nuklir tetapi menunjukkan kepada kita masalah simbolis. Rusia menyatakan tidak lagi ingin berpartisipasi dalam perjanjian pengendalian senjata nuklir ini yang mengirimkan pesan simbolis bahwa mereka bersedia melakukan hal-hal yang sebelumnya mereka rasa terikat.

Jika diperhatikan, penangguhan perjanjian ini merupakan salah satu strategi Rusia. Rusia ingin meningkatkan persepsi bahaya nuklir, seakan menyatakan bahwa jika keadaan menjadi buruk dalam perang, hal itu bisa berdampak buruk bagi seluruh dunia. Ini juga dilakukan Rusia untuk meningkatkan tekanan pada Ukraina dan pendukungnya agar mengupayakan penyelesaian perang dengan bernegosiasi yang akan membuat keuntungan Rusia tetap utuh.

Kedua, perjanjian pengendalian senjata ini benar-benar kunci hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia dan jika perjanjian ini mulai terurai, itu adalah yang terakhir dari jaringan perjanjian yang sangat kompleks yang telah memburuk sejak tahun 2001 ketika Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian rudal anti-balistik.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa Amerika Serikat dan bukan Rusia yang sebagian besar telah menarik diri dari perjanjian pengendalian senjata, dan ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat mungkin merasa cukup unggul dalam kemampuannya dan itu adalah masalah nyata.

Meski tidak memiliki efek langsung, penangguhan Perjanjian New START ini menimbulkan kekhawatiran mengingat Amerika Serikat dan Rusia bersama-sama memiliki lebih dari 90 persen senjata nuklir dunia.

Sejak berlakunya perjanjian New START, kedua negara bersama-sama telah melakukan 328 inspeksi. Hal tersebut merupakan sebuah pencapaian yang sangat besar, sehingga bisa dikatakan bahwa perjanjian ini cukup sukses.

Namun dengan ditangguhkannya perjanjian tersebut, kita akan kehilangan transparansi ke dalam gudang senjata kedua negara dan kehilangan prediktabilitas, akan jauh lebih sulit untuk kita memahami jika dan bagaimana mereka memperluas dan mengembangkan senjata nuklir.

Putin dan Biden
Demo Aktivis Anti-Nuklir di Berlin, German (AFP Press)

Efek Domino

Selain kekhawatiran perlombaan senjata nuklir antara Amerika Serikat dan Rusia. Keputusan penangguhan perjanjian ini juga mungkin dapat mengakibatkan munculnya persenjataan nuklir yang tidak terkendali di negara lain.

Sangat mungkin pemimpin China melihat penangguhan perjanjian yang dilakukan Putin sebagai jendela peluang untuk mempercepat kemampuan nuklirnya. Mereka mungkin mengatakan bahwa mereka khawatir tentang pertahanan mereka dan perlu membangun persenjataan baik itu nuklir atau tidak untuk melindungi kepentingan nasionalnya.

Federasi Rusia saat ini menggunakan ancaman senjata nuklir sebagai instrumen kenegaraan untuk mendapatkan apa yang dianggap sebagai hasil yang menguntungkan dalam perang Ukraina. Ini sangat berbahaya, jika itu terjadi dan ancaman nuklir dianggap efektif maka negara-negara lain seperti China, Korea Utara atau negara lain yang mempunyai senjata nuklir akan berpikir untuk melakukannya lain kali saat mereka terlibat konflik.

Tentu saja hal tersebut mengancam masa depan kontrol senjata nuklir (Nuclear Arms Control), yang mengakibatkan potensi besar adanya perlombaan senjata nuklir. NPT (Non-Proliferation Treaty), yang mulai berlaku pada tahun 1970 dan memiliki 191 negara penandatangan, juga mencakup inspeksi. Akan tetapi, NPT tidak menyediakan hubungan timbal balik seperti yang disediakan perjanjian New START antara dua kekuatan nuklir terbesar di dunia.

Putin
Demo Aktivis Anti-Nuklir di Berlin, German (AFP Press)

Ancaman di Depan Mata

Meskipun demikian, Rusia menyatakan bahwa mereka hanya menangguhkan dan tidak meninggalkan perjanjian tersebut, serta mengklarifikasi bahwa mereka tidak akan berupaya menambah persenjataan nuklirnya. Menandakan kita masih jauh dari masalah yang sangat serius tadi.

Namun, kekhawatirannya adalah bahwa kita secara bertahap meluncur ke dalam situasi yang sangat berbahaya karena perjanjian New START ini adalah perjanjian nuklir terakhir yang mengatur senjata nuklir Amerika Serikat dan Rusia yang berlaku.

Jelas perjanjian ini berada di bawah tekanan yang luar biasa sekarang, serta berpotensi terurai. Perjanjian New START akan berakhir dalam tiga tahun, dan tidak ada dialog yang terjadi antara Amerika Serikat dan Rusia tentang apa yang akan terjadi setelah itu.

Salsabila Sifa
Diterbitkan: Rabu, 3 Mei 2023
Pukul: 16.00 WIB
Kolomnis: Salsabila Sifa
Editor: Adi Fauzanto
Daftar Bacaan:
• Pemerintah Amerika Serikat. Isi Perjanjian New START
Liputan Mendalam

Bait Keberagaman Musik Indonesia


Kebijakan.co.idLiputan Lagu

Adi Fauzanto-26 Sept 2022 (06.00 WIB)-#50 Paragraf
Bait Keberagaman Musik Indonesia

Cara musik berbicara atas penyeragaman. Cara musik menyemai keberagaman melalui bait dan nada.

***

Daftar Lagu

Jakarta, Kebijakan.co.id Penyelesaian konflik dihadapi dengan konflik, nyaris tidak ada selesainya. Jalan panjangnya ialah gerakan budaya –atau cara manusia berpikir dan bertindak— di masyarakat. Beberapa masalah lainnya, karya seni –sebagai perpanjangan tangan budaya–, mengagumi selera pasar. Cinta, cinta, dan cinta.

Kejenuhan ini melahirkan karya seni, musik di dalamnya, memberikan satu terobosan, menyuarakkan masalah yang ada, keresahan, dan konflik di dalamnya.

Resolusi konflik sendiri membutuhkan gambaran tentang sebab-sebabnya. Menghasilkan akibat. Jika pemerintah menghasilkan kebijakan publik. Pengadilan menghasilkan putusan. Sesama masyarakat menghasilkan kesepakatan. Tetapi melalui seni menghasilkan kebudayaan.

Mengenai budaya, akar permasalahannya terletak pada penyeragaman budaya. Dalam jurnal penelitiannya Samsul (2015) warisan orde baru membunuh keberagaman sosial-budaya, menciptakan penyeragaman sosial-budaya, yang menyebabkan konflik di awal era reformasi –bahkan hingga sekarang.

Musik dapat mensuarakan anti-penyeragaman sosial-budaya –termasuk agama dan keyakinan- itu. Seperti yang dikatakan McGann (2001), musik dapat menjadi wadah komunikasi dalam konteks sosial-budaya.

Masalah di Sekitar Keberagaman

Layaknya karya seni lainnya, lukisan, novel, film hingga musik, mempunyai tempat untuk memberikan kritik terhadap satu keadaan tertentu. Politik boleh belok, biar sastra yang meluruskannya, begitu kalau tidak salah kutipan pembuka Novel Max Havelar.

Musik sebagai karya seni hampir kehilangan ruhnya yang selalu mengikuti pasar dengan lagu cinta melulu seperti yang diutarakan Efek Rumah Kaca di album pertamanya tahun 2007 –dan menjadi perbincangan seru, membahas musik kembali, pasca habisnya era Iwan Fals muda.

Asing tak terdengar, musik yang sedikit mengusik keadaan atau status quo. Ialah Jason Ranti, dengan musiknya yang sinis terhadap penguasa dalam tanda kutip. Untuk mereka yang selalu mendominasi narasi tentang surga dan neraka, secara angka dia tidak banyak, tetapi bising.

Mula-mulanya dari pembedaan antara yang “kami” dan “kalian”, dengan gaya khas Iwan Fals muda, Jason Ranti melalui Kafir (2016), dengan petikan lirik Perjalanan iman soal personal; ia paksakan penafsiran orang lain, dan beriman di negeri yang belum aman liriknya begitu mendalam.

Dalam kondisi yang ada, tidak perlu diragukan lagi keadaannya. Ahmadiyah, Islam Syiah, Penganut Kepercayaan Lokal, dan lainnya adalah saksi bisu dari sulitnya minoritas di negeri ini.

Dalam situasi yang lebih parah tergambarkan dalam lirik Peradaban (2018) milik Feast yang dinyanyikan Hindia –nama lain dari Baskara Putra. Bawa pesan ini ke persekutuan mu; rumah ibadah terbakar lagi memang lirik ini begitu menyentuh, terlebih di tempatkan di awal lagu.

Dari pembedaan disitu, bertemunya paham “kami” yang sama, menciptakan satu gerakan, terlebih ada “target” yang empuk untuk dijadikan sasak di tahun-tahun itu yaitu Ahok –calon gubernur yang beragama non-Islam. Di judul yang sama petikan Awas itu komandan dengan bahasa dendam menggambarkan gerakan itu, terus tumbuh dan terus terjadi berjilid-jilid, menciptakan konflik politik dan identitas yang tak karuan dan berkesudahan.  

Jason Ranti kembali bercerita tentang kondisi ketidakpastian politik, khususnya dari minoritas –baik secara keyakinan atau status sosial. Dalam judul Dua ratus dua belas (2018) dia bercerita tentang ketidakpastian karena konflik politik dan identitas yang tidak berujung. Masa depan, masa jalan; kurasa mencekam, kuucap takbir; aku khawatir sebentar lagi anakku lahir. Dari kutipan lirik sangat menggambarkan ketakutan atas ketidakpastian yang terjadi, tentang kebutuhan dan ancaman dari kondisi yang tidak pasti, baik ekonomi (kebutuhannya), politik, dan sosial sebagai minoritas.

Dalam penutup lagunya dijelaskan sekali lagi, Tuhan dipaksa turun ke jalan; seisi surga berpegangan tangan; aku khawatir sebentar lagi anakku lahir. Jelas, kondisi suram politik identitas ketika itu memang tidak menentu, terlebih gelaran politik yang memicu pembelahan masyarakat antara cebong dan kampret dalam Pemilihan Presiden 2019.

Suara curahan hati minoritas –dari sisi agama- memang diperlukan, bertarungnya sesama Islam yang sama menciptakan kekacauan yang benar-benar membingungkan. Jason Ranti memenuhi suara ketakutan tersebut.

Dari hal itu, lebih ekstrim lagi melakukan hal yang diluar masuk akal, membunuh yang dianggap musuh dan terlebih dengan dirinya sendiri alias bunuh diri, lalu menciptakan ketakutan publik. Tergambar dalam video clip Suci Maksimal (2017) Jason Ranti, yang secara eksplisit mengarah kepada terorisme.

Jika dilihat dari liriknya Doanya kencang, jahatnya tetap; hatinya hitam, baju berkilau lirik yang menggambarkan kaum ekstrimis, yang memiliki kedekatan dengan Tuhannya, tetapi melakukan kejahatan yang luar biasa.  

Dalam beberapa keterangan bahwa doktrin seseorang menjadi pengantin –atau calon yang melakukan bom bunuh diri– teroris ialah doktrin menyelamatkan agama dari thagut atau setan yang dinilai tidak sesuai islam menurutnya atau setidak-tidaknya menebus dosa diri sendiri yang teramat besar –tidak dapat diampuni–, sehingga harus ditebus dengan jihad.

Terlihat dalam lirik Pak Penjahat; cita-cita jadi robin hood. Jelas tafsir berjuang atau jihad atas nama agama yang salah, menciptakan pahlawan yang tidak tepat. Alih-alih memperbaiki keadaan, malah menyusahkan.

Jika dilihat dari sejarahnya kebencian yang terus tertanam dalam masyarakat, selain antara komunitas agama juga dijalankan negara –yang terkadang diamini oleh komunitas agama.

Kali ini lagu dari Glenn Fredly Menanti Arah (2012), lagu tersebut menjadi pengiring dalam film Surat Dari Praha (2016) yang menceritakan tahanan eksil di negara orang lain atau mereka yang dituduh komunis pasca 1965 sehingga kehilangan status warga negaranya. Lirik negeriku gelap histori; kebencian jadi ideologi; banyak nama yang hilang haknya begitu sangat menyentuh, apalagi sembari menonton filmnya.

Kebencian ini lahir menjadi pembeda antara “kami” dan “kalian” yang kali ini aktornya merupakan negara. Dari situ kita harus kehilangan satu generasi yang mendapatkan beasiswa pelajar di negara-negara blok timur –dalam perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika.

Lagu Menanti Arah memang bukan lagu sindiran atau cerita pribadi seperti Jason Ranti. Lagu ini masih menampilkan harapan, sesuai judul lagunya.  

Dalam kehidupan saat ini, jelas luka lama ini terus dirawat, hampir tidak ada rekonsiliasi, walaupun secara resmi pemerintah sudah mengembalikan status warga negaranya. Tetapi di akar rumput begitu bising, atas tuduhan “Kamu PKI (Partai Komunis Indonesia)”. Yang seharusnya sudah selesai, ketika Uni Soviet runtuh, dan China menjadi negara berekonomi pasar bebas. Tetapi lagi-lagi ini menjadi gorengan untuk membedakan “kami” dan “kalian”.

Jason Ranti
Jason Ranti

Berkaca dan Melihat Kondisi

Tepat di tahun 2019, Novel Bumi Manusia di alih mediakan kepada film, yang banyak digandrungi anak muda kebanyakan karena salah satu pemerannya –tanpa mengenal penulis dan membaca karya novel Pramoedya Ananta Toer.

Dalam film tersebut, memilih lagu Ibu Pertiwi sebagai pengiring dalam film tersebut, yang dinyanyikan ulang Iwan Fals, Once Mekel, dan Fiersa Besari.

Kulihat ibu pertiwi; Sedang bersusah hati; Air matanya berlinang Lirik dan pembawaan yang mendalam di tengah kondisi politik nasional dan politik identitas yang tidak pasti, lagu tersebut mendapatkan tempat tersendiri di luar film atau karya novelnya.  

Menyibak kondisi tersebut, lagu tersebut memberikan kita sebuah tamparan, layaknya lagu What I’ve Done yang dibawakan Linkin Park yang mengajak kita melihat diri sendiri atas semua kondisi konflik di dunia –khususnya pemimpin politik. I’ll Face Myself Lirik tersebut menunjukan bahwa kita menghadapi diri kita sendiri ketika konflik atau perang terjadi.

Mengobati dan Merawat

Ntah berhubungan atau tidak, maksud liriknya, akan tetapi saya –dan mungkin beberapa seniman— berpendapat setiap karya seni ketika dia sebarkan, maka penafsiran tersebut milik penikmat atau milik publik. Maka karya seni tersebut menjadi bebas tafsir. Di situah magis nya karya seni.

Dia bukan peraturan yang tafsirnya dimiliki penguasa, atau kitab agama yang tafsirya dimiliki pemuka agama. Layaknya lukisan, begitu juga dengan musik, dia tanpa batas yang dapat ditafsirkan oleh penikmatnya, menari-nari di pancaindra dan pikiran penikmatnya.

Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti (2016) adalah musik yang tepat untuk rekonsiliasi atas semua peristiwa konflik horizontal keberagaman. Lagu yang dinanyikan Banda Neira –yang resmi bubar 2016—menyajikan sentuhan instrumen musik dan lirik yang merdu dan menyentuh.

Yang menyiratkan segala sesuatu yang berlalu yang menyedihkan, akan menjadi sesuatu yang bermanfaat kelak. Jika dilihat dalam konteks konflik keberagaman, konflik lalu menjadi sebuah pelajaran yang berharga bagaimana kita mengharagai keberagaman –terlebih kemanusiaan.

Bagaimana Ahmadiyah masjidnya dibakar, lalu Islam Syiah dipersekusi, hingga agama minoritas yang selalu kesusahan membangun tempat ibadahnya, yang semuanya menjadi pembelajaran di masa yang akan datang.

Membasuh (2019) adalah lagu yang tepat didengarkan setelah mendengar Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti (2016). Lagu yang dinyanyikan Hindia dan Rara Sekar –mantan penyanyi Banda Neira—ini juga hampir sama, memiliki instrumen dan lirik yang merdu dan menyentuh.

Lirik Bisakah Kita Tetap Memberi; Walau Tak Suci; Bisakah Terus Mengobati; Walau Membiru, adalah metafora kata yang indah untuk menggambarkan saling keterkaitan antara pihak satu dan pihak lainnya. Dalam konteks ini, antara umat agama, antara individu, antara masyarakat, antara golongan.

Mengering Sumurku; Terisi Kembali adalah pemaknaan bahwa sumur yang diartikan nilai hidup kita kering atau kosong, yang diisi oleh pihak lainnya –yang diartikan saling mengisi antara tadi– Sedikit Air Yang Kupunya; Milikmu Juga, Bersama.  

Untuk menutup rekonsiliasi konflik, Seperti Rahim Ibu adalah penutup yang tepat. Bahwa memimpikan sebuah negara, yang menghargai kemanusiaan –seperti Rahim Ibu—Merawat Kehidupan, Menguatkan Yang Rapuh.

Dalam hal keberagaman, minoritas dijamin kebebasan, keamanan, dan dihargai kehidupannya –keyakinan dan kepercayaannya—dan mengungkap kejahatan kemanusiaan di masa lalu. Kemanusiaan itu; Seperti Terang Pagi.

Baskara Putra
Hindia atau Baskara Putra

Bangun atas Kondisi Sebelumnya

Hari berat itu, telah dilewati. Setelah selesai menghargai dan mengetahui, saling berbagi dan mengisi pasca konflik. Merajut kembali ikatan, yang telah terurai-burai sebelumnya.

Kuat Kita Bersinar (2009) yang dinyanyikan Superman Is Dead adalah musik yang tepat, dengan instrumen menghentak, seakan mengembalikan semangat bersatu setelah konflik keberagaman yang melelahkan. Ayo Bangun Dunia di Dalam Perbedaan; Jika Satu Tetap Kuat Kita Tetap Bersinar; Harus Percaya Tak Ada Yang Sempurna; dan Dunia Kembali Tertawa.

Jabat Erat Tangan Ku Kawan; Kau Tak Akan Pernah Sendiri.   

Lainnya lagu yang menyentuh ialah Symphoni Yang Indah (2012) yang dinyanyikan Once Merkel dengan instrumen dan nada orkestra yang indah di telinga, dengan lirik bak puisi yang ingin mengungkapkan suatu kesempurnaan atas bersatunya dua hal.

Meski ditafsirkan seseorang yang saling jatuh cinta, akan tetapi karena baitnya yang indah layak ditafsirkan sebagai suatu yang indah, yaitu kedamaian antara dua hal yang berbeda. Symphoni dan Keindahan; Melahirkan Kedamaian.

Syair dan Melodi; Kau Bagai Aroma Penghapus Pilu. 

Setelah kedamaian terjadi, lagu yang membangunkan menjadi perlu. Lir Ilir lagu yang datang jauh sebelum Indonesia merdeka, lagu yang digunakan Sunan Kalijaga (salah satu Wali Songo) untuk berdakwah –menyampaikan pesan kebaikan– membangunkan masyarakat Jawa ketika itu dari keterpurukan dan keterbelakangan, yang menyesuaikan budaya masyarakat Jawa ketika yang menyukai tembang –musik Jawa.

Setelah merdeka, Lir Ilir diaransmen ulang oleh Cak Nun (Ainun Najib) yang diiringi Kyai Kanjeng –sebutan kelompok kesenian musik—yang selalu ikut keliling untuk Mak Iyah-an –ngaji budaya dengan konsep dialog dengan penonton.

Makna Lir Ilir begitu dalam. Lir Ilir artinya Bangunlah, Bangunlah. Salah satu liriknya Penekno Blimbing Kui (Tolong Panjatlah Pohon Blimbing itu); Lunyu-Lunyu Penekno (Walaupun Licin, Tetaplah Panjat); Kanggo Mbasuh Dodot Iro (Untuk Menyuci Pakaianmu) ditafsirkan mengambil buah blimbing – yang bentuknya segi 5—diartikan memegang teguh prinsip agama Islam –rukun Islam dan Iman– untuk membasuh baju yang artinya untuk menyucikan manusia.

Dalam konsep keberagaman di Indonesia, sederhana buah blimbing diartikan Pancasila –yang juga memiliki lima butir—walaupun sulit, harus diambil untuk menyuci baju yang diartikan untuk mensucikan lagi tujuan kita bernegara. Toh nilai dalam pancasila baik, hanya saja praktiknya yang terkadang sulit.

Selain itu musik yang membangunkan ialah Jadilah Legenda (2013) yang dinyayikan Superman Is Dead. Dalam liriknya sudah jelas sekali, lagu ini untuk Indonesia. Untuk Indonesia; Kita Punya Semua; Seribu Budaya dan Kekayaan Alam.

Dalam lagu ini menyentil individu, untuk berbuat lebih untuk Indonesia, menjadi legenda –terdengar sulit tetapi bukan tidak mungkin. Darah Indonesia; Akulah Halilintar Mu. Berbuat untuk persatuan atas keberagaman Indonesia.

Jrx Superman Is Dead
Jrx Superman Is Dead

***

Tentu tidak semudah bait dan pesan lagu-lagu diatas untuk mewujudkan cita keberagaman. Setidaknya dengan menikmatinya, siapa tahu bisa merasakannya. Atau kalaupun diharamkan oleh seseorang –misalnya–, melafalkan bait per bait, tidak masalah bukan? Toh pesannya baik.

Jurnalis Adi Fauzanto
Diterbitkan: Senin, 26 September 2022
Pukul: 06.00 WIB
Jurnalis: Adi Fauzanto
Daftar Bacaan:  
• McGann Mary E. (2002). Exploring Music as Worship and Theology Research in Liturgical Practice.Minnesota: The Liturgical Press. Dewi Tika Lestari. 2020. Membangun Harmoni Sosial Melalui Musik dalam Ekspresi Budaya Orang Basudara di Maluku. Jurnal Panggung: Seni Budaya Vol. 30 No.3Samsul Ode. 2015. Budaya Lokal Sebagai Media Resolusi Dan Pengendalian Konflik Di Provinsi Maluku (Kajian,Tantangan Dan Revitalisasi Budaya Pela). Jurnal Politika Vol. 6 No. 2 
Liputan Mendalam

Jurnalisme Data, Cara Baru Ungkapkan Fakta Melalui Cerita

Adi Fauzanto-30 Juli 2022 (18.00 WIB)-#3 Artikel
Jurnalisme Data, Cara Baru Ungkapkan Fakta Melalui Cerita

Dalam berbagai cara jurnalis mampu mengabadikan cerita, kata menjadi senjata utama, akan tetapi dalam dunia serba ada melalui digital, data menjadi sebuah narasumber tersendiri untuk sebuah cerita yang utuh. Perlu kiranya belajar bagaimana mendapatkan, mengolah, dan menyajikan data sebagai sebuah berita.

Maka, diadakan Data & Computational Journalism Conference Indonesia (DCJ-CI) 2022 yang diadakan Universitas Multimedia Nusantara bekerjasama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia.

***

Baca Serial Liputannya Di Sini

Syafii Maarif, Muslim Progresif, dan Hal yang Senang-Sedih di Salihara


Kebijakan.co.idLiputan Pendek

Adi Fauzanto-6 Juli 2022 (20.00 WIB)-#43 Paragraf
Syafii Maarif, Muslim Progresif, dan Hal yang Senang-Sedih di Salihara

***

Jakarta, Kebijakan.co.id — Suasana mendung menjelang ashar di Selatan Jakarta, 5 Juli 2022, di tempat yang dulu sempat ‘digrebek’ oleh organisasi yang mengatasnamakan Islam lalu menolak salah satu diskusi, serpihan cerita di tahun-tahun kelam akan kondisi konservatisme agama –dan sepertinya berlanjut hingga sekarang.

Tepatnya di Salihara Art Center, di salah satu ruangan yang memang dikhususkan untuk panggung dengan tribun disisi-sisinya. “Tempatnya sangat indah.” Begitu ucapan hampir seluruh pembicara yang ada.

Agenda kuliah untuk mengenang Syafi’i Maarif yang berpulang 40 hari lalu, diisi oleh Amin Abdullah, yang merupakan anggota Dewan Pengarah BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) yang baru dilantik.

Kuliah yang renyah hampir seperti stand up comedy namun tetap bernas ini, dibuka oleh Direktur Maarif Institute, Abdul Rahim Gazali. Menurutnya acara pada awalnya ditunjukan untuk merayakan ulang tahun Syafi’i Maarif ke 87 di bulan Mei. Namun keadaan berkata lain. Lanjutnya, “Mudah-mudahan (acara ini) di tahun depan kita bisa melaksanakan hal serupa.”

Setelah sambutan Direktur Maarif Institute, dilanjutkan Ade Armando sebagai penggagas PIS (Pergerakan Indonesia untuk Semua) –yang merupakan penyelenggara bekerjasama dengan Maarif Institute dan BPIP-, yang dikenal cukup kritis terhadap Islam yang konservatif, memberikan gambaran tentang Syafi’i Maarif sebagai sosok yang komplit.

“Dia (Syafi’i Maarif) adalah pendukung Pak Jokowi, tentu saja, pendukung pemerintah, pada saat yang sama dia juga seorang kritikus terhadap pemerintah, tidak dengan cara menyakitkan, tetapi tetap tajam.”

Tidak perlu dipertanyakan lagi kekritisan Syafi’i Maarif, menurut Saya –Jurnalis Kebijakan.co.id- sejauh yang saya baca artikel terkait anti-korupsi. Hampir tidak ada yang berani menulis dengan judul menohok seperti yang ditulis Syafi’i Maarif, berjudul Republik Sapi Perah (2021) di Harian Kompas.

Judul yang luar biasa menggambarkan kondisi negara ini, di saat hanya segelintir orang yang menikmati hasil perahan sumber daya alam di Indonesia, layaknya sapi yang terus diperah.

“Tidak ada yang menandingi Buya ketika berbicara (dan menulis), karena (gaya) bahasanya bahasa Minang, tepat dan kena,” menurut Amin Abdullah, sambil tertawa melihat audiens yang rata-rata penulis, namun tidak seberani Syafi’i Maarif.

Tetapi tidak hanya tajam dalam kata-kata juga tulisan. Jika tidak dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari maka akan omong kosong. Seperti yang selalu di katakan Syafi’i Maarif, “Jangan memuja-memuja Pancasila, tetapi menghkhianatinya dalam praktik kehidupan sehari-hari.

Di akhir sambutan Ade Armando, saat turun dari panggung, ada hal terlupa dan cukup jenaka yang membuat kondisi ruangan tertawa, “Saya lupa satu hal, dia (Syafi’i Maarif) orang Sumatra Barat.” Sontak tertawa kondisi ruangan Salihara. Yang memang terkenal Sumatra Barat akan ‘syari’at Islam’ yang kaku. Dan ditegaskan di kuliah Amin Abdullah, “Ini Sumatra Barat, tapi jenis lain.”  

Selanjutnya sambutan oleh Goenawan Mohamad, membuka sambutanya sebagai pengelola Salihara. Sosok pendiri Tempo ini mengaku, tidak mengenal begitu dekat dan kenal benar dengan Mas Syafi’i Maarif –sebutan Goenawan Mohamad untuk Syafi’i Maarif- juga tidak pernah duduk berdua untuk bertukar pikiran atau sekedar sanda gurau. Hanya satu waktu dia ingat, ketika Syafi’i Maarif berpapasan dengan tulisannya terkait Al-Ghazali.

GM –sapaan Goenawan Mohamad- berkilah bahwa telaah dirinya atas Al-Ghazali hanya berdasar sumber kedua bukan dari teks aslinya seperti Kitab Ihya Ulumuddin, “Tidak sebanding apa yang dilakukan oleh Ulil Abshar Abdalla dalam Pengajian Ihya Ulumuddin, Ulil menguasai bahasa arab klasik maupun kontemporer. Disusul dengan celetukan, “Sedang bahasa arab saya terbatas bismillahirrahmanirrahim,” sontak tawa seluruh isi ruangan Salihara.

Memang biasa GM bercanda –yang akan berbeda dalam setiap tulisannya di Catatan Pinggir yang reflektif dan penuh dengan pertanyaan-pertanyaan menggugah dan rujukan yang luas.     

Akan tetapi kondisi itu tak berunjung lama. Tiba-tiba kondisi hening, GM tanpa kata-kata diam sejenak. Sebelumnya dia mendengar tindak tanduk akan sosok Mas Syafii Maarif, begitu zuhud dan melakukan ‘puasa abadi’ begitu kata GM. Kedua jarinya sontak menuju hidung dan mulutnya, terseguk. “Ia (Syafi’i Maarif) minta dimakamkan di pemakaman Muhammadiyah yang bersahaja. Meskipun dia berhak untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.”

Ia (Syafi’i Maarif) minta dimakamkan di pemakaman Muhammadiyah yang bersahaja. Meskipun dia berhak untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.

Goenawan Moahamad

Sosok penulis sekaligus mantan jurnalis Tempo yang telah menulis 4 juta kata –menurut Rizal Malaranggeng– mulai dari puisi, esai, dan novel ini, tidak sanggup melanjutkan kata-katanya dengan kondisi yang begitu haru.

Mungkin momen ini jarang sekali terlihat ketika GM menangis, berbeda ketika dia membela Tempo sebuah media yang dibangunnya dibredel oleh rezim Soeharto. Atau membela Komunitas Salihara yang sedang asik berdiskusi lalu dibubarkan Polisi atas permintaan masyarakat yang mengatas namakan Islam yang dengan kasar menolak proses olah pikir bersama.

“Sudah sulit akan meneruskan setelah mendengar Mas Goenawan tadi itu, sudah runtuh saya.” Kata Amin Abdullah di awal kuliahnya.

Goenawan Mohamad ketika sambutan sebagai pengurus Salihara Art Space
Goenawan Mohamad ketika sambutan sebagai pengurus Salihara Art Space (Ketika Goenawan Mohamad menangis/Adi/Kebijakan.co.id)

Layaknya Mohamad Hatta yang menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP), “Saya ingin dekat dengan rakyat.” Begitu kata anaknya di acara Mata Najwa yang juga tercatat dalam buku biografi Mohamad Hatta.

Sama dengan Syafi’i Maarif, “Saya nanti kalau di situ jauh dari rakyat,” cerita Amin Abdullah tentang perkataan Syafi’i Maarif yang menolak di makamkan di TMP. Ada banyak kesamaan kedua tokoh Minang ini, antara Hatta dan Syafi’i Maarif.

Atau cerita Mohamad Hatta tentang menolak jabatan komisaris dan hidup dari menulis dan mengajar. Persis seperti cerita Zen RS di Tirto.Id yang menceritakan gurunya –Buya Syafii- di Universitas Negeri Yogyakarta, dengan ceritanya mengambil honorarium dari menulis, adalah sebuah kenikmatan seorang penulis kata Syafi’i Maarif, yang seharusnya bisa saja ia menjadi komisaris di salah satu BUMN dengan jabatan mentereng dan relasinya yang luas kala itu.

Sambutan dilanjutkan dengan Rikard Bagun dari BPIP. Dia yang merupakan mantan wartawan Kompas mengaku sering diajak berdiskusi dengan Syafii Maarif oleh Jakob Oetama di Palmerah, Kantor Kompas.

Dia menceritakan bahwa Pendiri Kompas ini sangat kagum dengan Syafi’i Maarif, “Wah, mestinya pemimpin kita (Negara Indonesia) seperti ini, sayang yah, dia ini pikirannya mencerahkan dan keteladannya luar biasa,” ucapnya setelah setiap selesai diskusi dengan Syafi’i Maarif selesai kepada Rikard Bagun.

Sosok Jakob Oetama –pendiri Kompas bersama P.K Ojong- juga turut andil dalam misi penyebarluasan gagasan Syafi’i Maarif, cerita Amin Abdullah. Yaitu dengan ikut meminjamkan rumah di Tebet untuk kantor Maarif Institute, karena kasihan jika gagasan besar tidak ada wadah kantornya. Sebelum meninggal, Kompas ditahun 2018 akhirnya menghibahkan rumah tersebut untuk Maarif Institute.

Muslim Progresif

Amin Abdullah ketika kuliah umum di kegiatan Maarif Institute
Amin Abdullah ketika memberikan kuliah umum yang diadakan Maarif Institute(Kuliah Bernas Amin Abdullah/Adi/Kebijakan.co.id)

Di kuliah yang ditulis secara serius oleh Amin Abdullah yang juga Guru Besar UIN Yogya, dan menjamin kemendalaman materi, “Saya serius menulis ini, Ada 4-5 pekerjaan saya tunda semua, untuk menulis ini,” jamin Amin Abdullah. “Ini kalau tidak ditulis dengan bagus, sulit dipahami generasi Millenal, maka ke mana Indonesia kita?” tutup Amin Abdullah.

Ia beri judul Buya Ahmad Syafi’i Maarif, Muslim Progresif, Faithful Patriotisme, dan Pembela Pancasila.

Kuliah dibuka dengan celetukan-celetukan dari Amin Abdullah –bahkan hingga akhir- yang membuat suasana diruangan tetap hangat namun tetap mendapat masukan yang sangat penting akan sosok Syafi’i Maarif.

Di awal Amin menceritakan sosok Syafi’i Maarif, menurut Mustofa Bisri yang dikenal dengan sapaan Gus Mus, bahwa Syafi’i Maarif merupakan Wali Allah, “Wali itu yang tidak punya rasa takut dan tidak punya rasa gentar.”  

Syafi’i Maarif dengan segala pergumulan dan kegelisahan, dan terpotret dalam tindak tanduk Syafi’i Maarif. “Beliau bisa mengatur dalam satu tarikan nafas antara Keislaman atau Keagamaan, Keindonesiaan dalam arti kebangsaan, sekaligus Kemanusiaan Universal.”

Dia menggaris bawahi 3 hal. Pertama, Muslim Progresif. Kedua, Faithful Patriotism yang merupakan sanggahan atas muslim yang ‘Religius yang Demokrat’. Ketiga, ialah Pembela kemanusiaan.

Dimulai dari Muslim Progresif, “Buya itu gelisah sekali tentang 3 benturan peradaban.” Peradaban ilmu-ilmu agama abad pertengahan, “Fiqh, qalam, dan sebagainya.” Lalu peradaban modern, “Bagaimana (soal-soal) politik, sosial, budaya, ekonomi, kapitalisme. Lalu peradaban post-modern, ada Hak Asasi Manusia, Pluarisme, Hak Minoritas.”   

Di antara benturan 3 zaman, “Buya tidak memengerangi orang lain, tapi memerangi diri sendiri.” Dari benturan 3 zaman itu juga melahirkan banyak jenis Muslim, dari muslim konservatif garis keras, muslim liberal, “Nah yang ketiga ini, Muslim Progresif,” ucap Amin Abdullah. “Jangan diam! Suarakan!” mencontohkan perkataan Syafi’i Maarif sebagai ciri Muslim Progresif.

Amin Abdullah menyarankan membaca buku-buku tentang What is Progressive Muslim. Salah satunya, Omid Safi dengan judul bukunya Progressive Muslim on Justice, Gender, Pluralism. “Itu seharusnya buku wajib dalam pendidikan agama di tanah air.. saya bermimpi kalau di perguruan tinggi mestinya yang seperti ini,” Gelisah Amin Abdullah. “Inilah mengapa terjadi radikalisme di kampus-kampus karena pelajaran agamanya masih Low Order of Thinking (LOTS) bukan High Order of Thinking (HOTS) seperti Buya Syafi’i Maarif.”

Inilah mengapa terjadi radikalisme di kampus-kampus karena pelajaran agamanya masih Low Order of Thinking (LOTS) bukan High Order of Thinking (HOTS) seperti Buya Syafi’i Maarif.

Amin Abdullah

Seperti apa yang dikatakan oleh Muhammad Al-Fayyadl dalam artikel Apa Itu Islam Progresif? (2015). Islam Progresif berbeda dengan liberalisme Islam, tidak tertarik semata-mata pada ide-ide pembaharuan Islam, tetapi juga pada penerjemahanya dalam tindakan nyata, dan konsistensi tindakan dari tuntutan masyarakat atau masalah-masalah yang nyata yang dihadapi masyarakat.

Islam progresif tidak semata-mata memikirkan penyegaran wacana dan pencerahan intelektual, tetapi juga pencerahan kondisi-kondisi kehidupan masyarakat. Islam progresif melakukan kritik terhadap konservatisme islam dan otokritik terhadap liberaisme islam yang cenderung mempercayai bahwa gagasan pembaharuan Islam sudah cukup, tanpa menjelaskan keterpurukan dan krisis yang dihadapi umat Muslim.

Islam progresif tidak semata-mata memikirkan penyegaran wacana dan pencerahan intelektual, tetapi juga pencerahan kondisi-kondisi kehidupan masyarakat.

Muhammad Al-Fayaddl

Akhir Kuliah

Diakhir acara, secara mendadak diberikan kesempatan untuk penanggap. Dari mantan Menteri Agama, Komisioner Komnas Perempuan, dan Wakil Menteri ATR/BPN.

Mantan Menteri Agama, Lukman Hakim, yang menceritakan bahwa ditunjuknya Amin Abdullah sebagai anggota Dewan Pengarah BPIP yang baru adalah rekomendasi dari Syafi’i Maarif di akhir tugas yang diembannya di BPIP.

Dilanjutkan dengan Prof. Alimatul Qibtiyah, yang juga sebagai Komisioner Komnas Perempuan. Dia menekankan, bahwa semua harus melanjutkan perjuangan Syafi’i Maarif, terutama untuk perempuan.

Dia menceritakan, Syafi’i Maarif memperhatikan dengan jelas bahwa Taliban membatasi pendidikan untuk perempuan. “Jangan diam, bicara!”. Selain itu dia mengajak untuk terus mengamalkan Al-Quran, “Al-Quran, harus punya kaki tangan untuk melihat realitas.” Di akhir dia mengucapkan terimakasih, setidaknya ada perwakilan perempuan untuk berbicara.  

Terakhir, Raja Juli Antoni, yang juga lama mendampingi Syafi’i Maarif ketika menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah di tahun 2000 awal.

Ia menceritakan kekagumannya atas Buya yang berprinsip berjarak dengan uang -dalam arti tidak bisa disuap. “Itu yang saya rasakan sekarang,” diceritakannya dalam kondisi baru dilantik menjadi Wakil Menteri Agraria Tata Ruang dan Badan Pertanahan. Sontak seisi ruangan tertawa. “Ngeri, ngeri, ngeri,” sambung Raja Juli Antoni. Menggambarkan kondisi suap-menyuap dalam pemerintahan.

Kondisi bahagia ini cepat berlalu, ketika Ia menceritakan kondisi sulitnya Buya ketika menemupuh pendidikan dan kondisi 2 anaknya yang meninggal, dan tidak membalaskan dendamnya ketika kesempatan begitu terbuka untuk Syafi’i Maarif dalam posisi yang bisa saja ia lakukan untuk bermewah-mewahan. Membuat suasana di ruangan kembali haru dari cerita kesederhanaan Syafi’i Maarif dan pikirannya yang luar biasa.

Yang memang diceritakan sebelumnya oleh Amin Abdullah setelah berbicara kepada istri Syafi’i Maarif, “Kita hanya mengenal Buya Syafi’i Maarif di 20 tahun terakhir ini.”

Sisa dari ketidaktahuan akan Syafi’i Maarif, dia harus berjuang dari kesusahan kondisi yang ada dan kemauannya menjawab segala pertanyaan di kepala nya dengan menempuh pendidikan di Amerika Serikat, lalu bertemu pemikir hebat sekaliber Fazlur Rahman.

Ini adalah jawaban atas keteguhan pendirian sikapnya, keberpihakannya terhadap yang lemah dan minoritas, serta pikirannya yang luar biasa mencerahkan.

e-paper
Adi Fauzanto
Diterbitkan: Senin, 6 Juli 2022
Pukul: 20.00 WIB
Jurnalis: Adi Fauzanto  
Daftar Bacaan:      
• Amin Abdullah. 2022. Buya Ahmad Syafi’i Maarif, Muslim Progresif, Faithful Patriotisme, dan Pembela Pancasila. Materi Seminar Syafii Maarif Memorial Lecture  Zen RS. 2016 Tulang Punggung Syafii Maarif. Tirto.Id Anom Wani Whicaksana. 2017. Mohamad Hatta, Hidup Jujur dan Sederhana untuk Indonesia. C-Klik Media: JakartaAhmad Syafii Maarif. 2021. Republik Sapi Perah. Kolom Kompas.idDiskusi Membicangkan Pembentuk Sejarah: Pilihan Tulisan Goenawan Mohamad. Penerbit Kompas Gramedia 
 Muhammad Al-Fayyadl. 2015. Apa Itu Islam Progresif?. Kolom Islam Bergerak   

Lomba Reviu Karya Jurnalistik

Selamat Datang Peserta Lomba Reviu Karya Jurnalistik

Untuk mengikuti Lomba Reviu, silahkan isi formulir pendaftaran terlebih dahulu.


Hadiah


Langkah Mereviu



Penilaian (angka 1-10)
1. Substansi atau isi masukan atau kritikan (bobot 80%) 
2. Gaya bahasa penyampaian (bobot 20%)
3. Kumulatif (penilaian atas reviu Tampilan, Desain, Karya)  

Pengumuman Pemenang 22 Juli 2022

Data Jumlah Kendaraan Bermotor tahun 2021

Jakarta :

  • Total : 21.034.054
  • Kendaraan Berpenumpang : 3.548.304
  • Bus : 36.486
  • Truk : 714.278
  • Sepeda Motor : 21.034.054

Jawa Timur (Surabaya dan Malang)  :

  • Total : 22.861.292
  • Kendaraan Berpenumpang : 2.022.394
  • Bus : 38.049
  • Truk : 762.410
  • Sepeda Motor : 20.038.439

Bali :

  • Total : 4.505.721
  • Kendaraan Berpenumpang : 467.085
  • Bus : 9.438
  • Truk : 154.887
  • Sepeda Motor : 3.874.311

Jawa Barat (Bogor) :

  • Total : 17.157.839
  • Kendaraan Berpenumpang : 3.834. 886
  • Bus : 24.329
  • Truk : 434.706
  • Sepeda Motor : 12.863.918
Kembali ke Liputan Interaktif
Daftar Bacaan: 
• Data Badan Pusat Statistik